Bagaimana dengan makan daging? Ya boleh saja. "Daging sapi, daging ayam, daging bebek, daging ikan. Semuanya boleh, asal dimasaknya matang, jangan setengah matang. Makan telur setengah matang sebaiknya jangan," katanya.
Yang harus dihindari, makan daging dibakar atau dipanggang karena yang gosongnya dapat memicu kanker. Jadi, kalau ingin memakan daging yang diolah begini, yang gosong-gosong dibuang terlebih dahulu.
Saya bertanya, "Minum susu bolehkah?" Â Perawat menjawab boleh. Disarankan susu full cream atau susu formula karena susu "beraroma" seperti stroberi, coklat cenderung lebih banyak gulanya daripada susunya.
"Tapi saya lebih sering minum susu Milo, itu bagaimana?" tanya saya. "Oh itu masih bisa ditolerir karena rasa manisnya masih dalam batas normal," jelasnya. Minum susu kedelai juga ternyata dibolehkan. Tidak ada larangan.
Ia juga menyampaikan untuk tidak lupa makan buah dan sayuran segar yang berwarna. Dianjurkan makan buah segar, bukan buah yang diawetkan dalam kaleng. Begitu juga bukan jus dalam kemasan.
"Katanya, nggak boleh makan dan minum yang manis-manis?" tanya saya.Â
"Boleh aja asal tidak berlebihan," katanya.Â
Jadi mau ngeteh, ngopi ya boleh-boleh saja selama takaran gulanya tidak berlebihan. Kita sebagai pasien ya harus kontrol diri juga, menakar dengan kondisi tubuh.
"Kalau makan yang asin-asin?" tanya saya lagi. "Ya jangan sering-sering. Nanti yang ada malah hipertensi. Pokoknya terukur," ujarnya tersenyum sambil menghampiri kami satu per satu. perawat yang ramah.
"Ada lagi yang ingin bertanya?" tanyanya. Yang lain saling pandang dan tersenyum, lalu diam.
Lalu, saya bertanya mengapa pasien kemoterapi selalu disuguhi menu telur, khususnya telur rebus? Ia menjawab karena telur sumber protein tinggi yang sangat dibutuhkan oleh pasien kanker kemoterapi.