Mereka sudah menyiapkan berbagai perencanaan (plan) untuk menghadapi masa depannya.
Anjani, misalnya, lulusan program studi Broadcast Polimedia angkatan 2017, ini  memang berharap bisa masuk ke dunia industri sesuai bidang ketrampilan. Tetapi disadarinya agak sulit.
"Sebab industri sendiri banyak yang kondisinya lagi PHK karyawan," katanya. Ia sendiri sempat magang di perusahaan media, tapi program ini tidak dilanjutkan dengan alasan adanya pengurangan karyawan.
Bekal yang dimilikinya selama berkuliah di sini cukup mampu mengasah kompentensinya. Ditambah kemahirannya bekerja di bidang media berkat program magang tersebut, menjadikan dirinya siap menghadapi kondisi saat ini.
"Untuk meraih peluang kerja di masa pandemi saya akan meningkatkan kemampuan saya melalui pelatihan-pelatihan atau rajin mengikuti webinar, dan  membangun jaringan seluas-luasnya," tuturnya.
Kawannya, Nabila yang juga lulus dengan perolehan IPK di atas 3,5 mengaku sudah menyiapkan plan B bahkan plan C jika terjun langsung ke dunia kerja sebagai jurnalis di media belum memungkinkan akibat pandemi Covid-19. Gadis berjilbab ini pernah magang di KompasTV.
"Saya sudah banyak belajar tentang banyak hal di luar broadcast, kerja kreatif lainnya yang memang tidak jauh dari dunia jurnalis atau broadcast. Misalnya bagaimana merencanakan sebuah acara, merencanakan variety show dan lainnya, bahkan ngurus ijin untuk sebuah acara," tuturnya.
Ia yakin perkembangan teknologi informasi akan cukup membantu menjadi entrepreneur. Munculnya aplikasi-aplikasi media sosial seperti Youtube, Tiktok atau lainnya dapat menjadi bidang kerjaan yang tak kalah menjanjikan. Tak lupa ia juga akan rajin membaca.
"Kuncinya bagaimana kita memiliki ide-ide kreatif dan mau bekerja keras. Jadi meski broadcast, kalau kita menguasai keterampilan lainnya, pasti bisa kerja mandiri," katanya.
Lulusan lain yang juga siap menghadapi kondisi lapangan kerja adalah Erlangga. Lulusan program studi multimedia Polimedia  ini bahkan menargetkan bekerja dengan status 'karyawan' maksimal 10 tahun.