Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mematahkan "Teori Konspirasi" Covid-19

6 Oktober 2020   17:29 Diperbarui: 7 Oktober 2020   05:13 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siti mengkritik sangat tertutupnya data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO. Dari sana timbul kecurigaan.

Ia mempertanyakan mengapa virus Flu Burung strain Indonesia yang dikirim ke WHO disalahgunakan untuk membuat vaksin oleh perusahaan pembuat vaksin swasta (halaman 160). 

"Saya hanya ingin menghambat perputaran circulus vitiotus yang membahayakan umat manusia. Saya harus memotong lingkaran setan ini, apapun yang terjadi. Maka saya konsisten bergeming. Saya terus berteriak dan berteriak. Saya tidak peduli dikatakan apapun." (halaman 163)

Adanya anggapan konspirasi global di tengah masyarakat inilah yang menurut saya menyebabkan angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Akibat banyaknya masyarakat yang tak percaya Covid-19, membuat mereka tak mematuhi protokol kesehatan.

Karenanya, berbagai pihak harus bersinergi mengedukasi masyarakat bahayanya Covid-19 ini. Jangan sampai penanganan Covid-19 berkepanjangan gara-gara "teori konspirasi" ini. Kita tidak mau kan virus ini lama-lama di sini seperti Flu Burung yang butuh waktu sekitar 2,5 tahun untuk bisa dikendalikan. 

Survei JakPat yang dirilis pada 30 September 2020 menunjukkan 31% masyarakat Indonesia mempersepsikan virus corona Covid-19 adalah bagian dari konspirasi global. Lalu, 10% tak percaya bahwa corona merupakan virus berbahaya. Namun, 59% sisanya menyatakan corona berbahaya. (katadata.co.id, 6/10/2020).

Dari data ini, bahaya banget kan potensi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Kalau saya bilang posisi Indonesia dalam bahaya. Meski ada 59% masyarakat yang bilang kasus corona berbahaya, tapi sisanya lagi tetap harus diwaspadai dan terus diedukasi bahwa teori konspirasi itu tidak benar adanya. Pemikiran yang "sesat" ini harus diluruskan.

Untuk mengurangi orang yang tak percaya Covid-19, perlu diperbanyak edukasi tentang Covid-19 dan bahayanya. Edukasi bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki pengetahuan tentang Covid-19. Bisa pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, kepolisian, pemuka agama, RT, RW, atau kita atau siapa saja.

Kalau perlu mereka-mereka yang melanggar protokol kesehatan Covid-19 juga harus diberi sanksi hukum yang tegas. Bukan sekedar disuruh menghapal Pancasila, skot jump, dikurung 5 menit di ambulans yang ada peti mati, menyapu jalanan, atau dibagikan masker gratis. 

Menurut saya, sanksi-sanksi seperti itu tidak akan membuat efek jera. Yang ada malah mengulangi lagi. Apalagi Covid-19 sudah 6 bulan terjadi. Masa tidak sadar-sadar juga sih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun