Kesalahan yang suka terjadi pada pengucapan huruf Dza suara yang seringkali tertahan ketika diucapkan dalam keadaan sukun atau suara seringkali dipantulkan.
"Salah lagi ya bu? Jadi diulang-ulang mulu," kata saya malu. Masa untuk mengucapkan huruf dza saja masih kurang tepat juga. Berarti, saya membaca Alquran setiap hari salah juga dong mengucapkan huruf Dza.
"Ya tidak apa-apa bu, kan dapat pahala juga. Membaca Alquran mendapat pahala, memperbaiki bacaan juga dapat pahala," ujarnya tersenyum.
Baca juga : Belajar Tahsin, Cara Membaca Tanda-tanda Berhenti
Guru tahsin pun mengingatkan untuk tidak terburu-buru dalam membaca Alquran, sebaiknya dibaca secara pelan-pelan. Kecuali jika pengucapan hurufnya sudah benar dan cara membaca tanda-tanda bacanya juga sudah benar.
Membaca terlalu cepat dikhawatirkan menurunkan ketelitian, hingga ada huruf yang terlewat. Kurang huruf berisiko mengubah kata dan makna dalam ayat Alquran. Akibatnya pesan dalam ayat tidak tersampaikan dengan baik.
Bacalah secara tartil yang berarti membaca Alquran secara perlahan dengan tajwid dan makhraj yang jelas dan benar. Tartil itu penting karena berperan besar ke makna bacaan.
Sebagaimana firman Allah Swt, "Dan bacalah Alquran dengan tartil". (Qs. al-Muzammil: 4).
Allah juga berfirman, "Jangan engkau gerakkan lidahmu (untuk membaca Alquran) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya". (Al Qiyamah: 16)
Bacaan yang pelan akan cenderung lebih hati-hati dan menepatkan panjang pendeknya. Membaca dengan pelan juga dapat membantu kita untuk memahaminya dan men-tadabburi-nya.
Allah juga menegaskan di dalam surat Thaha ayat 114, "Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Alquran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".