Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Mulutmu, Harimaumu", Ketika Elit Politik Tak Bisa Menjaga Lisan

11 September 2020   12:40 Diperbarui: 11 September 2020   15:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dan, yang menjadi persoalan, itu tidak pantas dituliskan oleh seorang politisi yang juga seorang dosen. Orang intelek yang berpendidikan. Terkesan tidak berkelas banget. Perilakunya ini jelas tidak memberikan contoh baik pada generasi muda. 

Terlebih ditulis di media sosial yang bersifat publik. Itu sama saja artinya dia sudah "menelanjangi" seorang perempuan di depan umum. Wah ini sih bisa disangkakan melanggar UU ITE. 

Okelah paha calon Wakil Walikota Tangsel mulus, tapi kan bukan berarti harus diulas oleh dia. Di media sosial lagi. Kalau memang terpesona, ya dalam hati saja, tidak perlu diumbar ke publik. Kan bikin malu.

Kalau saya dibegitukan, jelas saya malu. Harga diri saya terlecehkan. Bagaimana perasaan dia kalau ada pria yang menuliskan cuitan yang sama yang diarahkan kepada istrinya atau anaknya yang perempuan atau ibunya atau kerabatnya? Apakah biasa-biasa saja? Ah, saya ragu.

Saya gagal paham kalau dia bilang ciutannya itu tidak mengarah pada seseorang. Sudah jelas dia menulis "paha mulus" yang dilanjutkan dengan "calon wakil Walikota Tangsel". Dari kalimat ini saja sudah bisa dipastikan mengarah pada sosok tertentu.

Karena viral dan bikin gaduh, ciutannya itu pun dihapus. Dia pun meminta maaf yang permohonan maafnya pun tidak ditujukan kepada sosok yang ditulisnya. Kan koplak, tidak gentlemen, tidak ksatria, menurut saya.

"Mohon maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan twit tersebut. Memang gaya saya di twitter seperti itu. Sekali lagi mohon maaf," kata Panca melalui akun Twitter @panca66, kemarin. 

Dari kalimat ini berarti dia sudah terbiasa dong ya menulis cuitan yang mengarah pada fisik  atau seksualitas seseorang? 

"Sehubungan twit pribadi saya mengenai paha mulus cawalkot Tangsel sudah terlanjur viral, dengan ini saya mendelete twit tersebut," lanjutnya.

Apakah dengan menghapus cuitan itu, persoalan lantas selesai? Ternyata tidak. Calon wakil Wali Kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo amat menyesalkan cuitan yang menyinggung paha mulusnya. 

Ia amat menyayangkan cuitan bernada seksis ini datang dari politikus sekelas Demokrat. Kekinian, ia juga tengah mempersiapkan langkah hukum terkait cuitan itu. Nah kan jadi panjang deh urusannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun