Mohon tunggu...
Neng Ravenalia Supriadi
Neng Ravenalia Supriadi Mohon Tunggu... lainnya -

ich kann, weil ich will, was ich muss..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(MPK)Demi Sang Waktu

11 Juni 2011   14:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ario adalah teman SMP dan SMA ku, Ibunya adalah seorang ahli gizi. Beliau sangat sangat baik dan dia hanya mempunyai dua anak, laki-laki dan perempuan. Ayahnya telah lama meninggal dunia akibat penyakit stroke dan sempat dioraat di RS Pertamina Jakarta. Di Rumah sakit Pertamina tempat ayahnya di rawat inilah Ario bertemu dengan Ranti yang kini telah menjadi mantan istrinya.

Ranti adalah gadis cantik , lulusan terbaik dari Akademi keperawatan yang kemudian mendapat kesempatan bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Parasnya seharusnya menjadikan dia model iklan atau artis sinetron, namun pilihan menjadi perawat adalah cita-citanya sejak kecil.

Pertemuannya dengan Ario pun sebenarnya tak sengaja. Ranti sedang memeriksa keadaan Ayahnya Ario di kamar dan kebetulan hari itu Ario yang menjaga ayahnya. Cinta lokasi pun bersambut. Ario yang tampan dan Ranti yang cantik beradu mata bertatap lama saling mengagumi.

“Kenalkan saya Ario, anak dari Pak Andre” Sambil mengulurkan tangannya.

“Saya Ranti mas”. Sambil tersipu.

Sejak itu perhatian Ranti kepada Pak Andre semakin intens. Dirawat dan disapanaya dengan ramah. Sampai Pak Andre dan Ibunda Ario menaruh simpati kepada gadis cantik ini.

“Sudah punya kekasih nak” Ucap Ibunda Ario

‘Belum Bu, saya baru lulus kuliah dan baru bekerja di rumah sakit ini, jadi tak sempat memikirkan calon pasangan”.

“Anak Ibu, Ario pun belum punya pacar, kalau mau nanti ibu kenalkan.”

“Saya sudah kenal dengan mas Ario Bu”.

“Gimana , ganteng kan anak ibu.?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun