Mohon tunggu...
Neng Ravenalia Supriadi
Neng Ravenalia Supriadi Mohon Tunggu... lainnya -

ich kann, weil ich will, was ich muss..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(MPK)Demi Sang Waktu

11 Juni 2011   14:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam hidup, manusia sebenarnya sudah membuat kesepakatan dengan Sang pencipta tentang bagaimana kita memulai hidup dan mengakhirinya. Meski dalam menjalankan destinasinya ada berbagai proses yang mesti kita lalui. Proses itulah berupa nikmat meski kadang nikmat itu berasa pedih dan menyakitkan hati.Tapi percayalah semua ada keindahan di dalamnya.

“Maaf Ibu harus mengusir mu nak.. Biarkan anak dan dan mantan istrimu tinggal denganku . Ibu sangat kecewa sekali dengan mu “

Ario bimbang dan gelisah malam itu. Besok dia harus pergi dari rumah tercintanya. Sejak lahir hingga kini dia tak pernah meninggalkan rumah dan kini dia harus merelakan semuanya . Lebih parahnya lagi Ibunda tercinta mengusirnya dan malah menjadikan mantan isrinya sebagai penggantinya.

“Apakah aku harus menangis” Seru Ario dalam hati.

Tiba-tiba saja sms dari sahabatnya yang lama tak pernah berjumpa membangunkan lamunannya .

“Bro..Gw baru aja dari rumah lo, mo silaturahiim. gw dapet nomor ini dari nyokap lo. Lo mau mutusin silaturahimm ya, gak ngasih kabar ngilang begitu aja”.Payah lo.

“Ya Tuhan, inikah jawaban dari Mu. Aku lama tak menyambangiMu tapi Kau begitu baik kepadaku.Sahabatku ini pasti bisa menolongku”Ario gembira sangat.

“Bro, kita ketemuan di Mall aja ya. Gw tunggu di toko gw.”

“Ok nti malam gw meluncur ke tempat lo”

“siip bro. Tq ya..”

Ario adalah teman SMP dan SMA ku, Ibunya adalah seorang ahli gizi. Beliau sangat sangat baik dan dia hanya mempunyai dua anak, laki-laki dan perempuan. Ayahnya telah lama meninggal dunia akibat penyakit stroke dan sempat dioraat di RS Pertamina Jakarta. Di Rumah sakit Pertamina tempat ayahnya di rawat inilah Ario bertemu dengan Ranti yang kini telah menjadi mantan istrinya.

Ranti adalah gadis cantik , lulusan terbaik dari Akademi keperawatan yang kemudian mendapat kesempatan bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Parasnya seharusnya menjadikan dia model iklan atau artis sinetron, namun pilihan menjadi perawat adalah cita-citanya sejak kecil.

Pertemuannya dengan Ario pun sebenarnya tak sengaja. Ranti sedang memeriksa keadaan Ayahnya Ario di kamar dan kebetulan hari itu Ario yang menjaga ayahnya. Cinta lokasi pun bersambut. Ario yang tampan dan Ranti yang cantik beradu mata bertatap lama saling mengagumi.

“Kenalkan saya Ario, anak dari Pak Andre” Sambil mengulurkan tangannya.

“Saya Ranti mas”. Sambil tersipu.

Sejak itu perhatian Ranti kepada Pak Andre semakin intens. Dirawat dan disapanaya dengan ramah. Sampai Pak Andre dan Ibunda Ario menaruh simpati kepada gadis cantik ini.

“Sudah punya kekasih nak” Ucap Ibunda Ario

‘Belum Bu, saya baru lulus kuliah dan baru bekerja di rumah sakit ini, jadi tak sempat memikirkan calon pasangan”.

“Anak Ibu, Ario pun belum punya pacar, kalau mau nanti ibu kenalkan.”

“Saya sudah kenal dengan mas Ario Bu”.

“Gimana , ganteng kan anak ibu.?”

Sambil tersipu-sipu Ranti pun pamit menuju kamar pasien berikutnya.

Sebulan kemudian Ayah Ario membaik, kesehatanya sudah pulih. Namun Beberapa bulan kemudian kambuh lagi dan akhirnya meninggal dunia. Kesedihan melanda keluarga besar Ario. Namun pesan ayahnya bahwa dia harus menemui Ranti di rumah sakit untuk mengucapkan rasa terimakasih terdalam karena telah memberikan pelayanan terbaik harus di patuhinya.

Ario adalah pemuda supel, wajahnya yang tampan disertai kesarjanaannya di bidang Psikolog, menjadikan dia mudah akrab dengan siapapun. Termasuk Ranti. Saat itu sebenarnya Ario telah memiliki kekasih bernama Citra. Teman sekantornya yang juga menjadi anak buahnya dalam bekerja. Ario dan Citra telah lama jatuh hati, namun karena Citra telah bersuami diurungkan niatnya untuk terus berhubungan. Cinta mereka sudah di ubun-ubun tingkat tinggi rupanya.

Citra seorang wanita yang mandiri, lembut dan cantik. Barang siapa yang melihatnya pasti terkesan dengan sikapnya yang lembut dan selalu tak pernah melepaskan senyumannya. Walau sudah bersuami tapi gemulai geraknya tetap memikat hati banyak pria. Termasuk juga Ario yang setengah mati mencintai Citra.

Ario dan Citra berkenalan ketika mereka masih duduk dibangku kuliahan. Mereka dekat satu sama lain sehingga tumbuhlah benih benih cinta diantara mereka berdua.Sampai akhirnya merekapun pacaran.

Namun takdir berkata lain, ketika mereka sama-sama lulus, ternyata Ario mendapat kabar kalau Citra telah dijodohkan oleh orang tuanya. Masih ingat oleh Ario bagaimana Citra berurai air mata datang padanya...

"Ario, maaf aku, kamu mungkin telah mendengar dari teman-teman kita soal perjodohan aku dengan pilihan orang tua aku. Sungguh aku ngak mampu menolaknya..." Kamu kan tahu ayahku menderita sakit jantung, aku ngak mau terjadi apa-apa dengannya jika aku menolak keinginannya" isak Citra makin menjadi.

"Sungguh aku mencintaimu Cit..." jawab Ario.. "Maafkan aku Ario" suara tanggisan Citra makin menjadi.

Itulah saat terakhit Ario berjumpa dengan Citra. Setelah itu Ario tak pernah lagi bertemu dengan Citra.

Dan sekitar setahun yang lalu Ario berjumpa kembali dengan Citra disebuah Mall tanpa sengaja. Duduk disebuah cafe Citra kemudian menceritakan bahwa dia kembali ke kota asalnya karena suaminya menderita stroke dan dia sedang mencari pekerjaan untuk menghidupi tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil serta pengobatan suaminya. Kasihan pada Citra akhirnya Ario menawarkan pekerjaan di perusahaan tempat dia nekerja. Kebetulan dia sedang mencari seorang sekretaris.

Kedekatan mereka berdua menimbulkan gelora cinta yang lama bersemi kembali. Ario yang memang mabuk dengan kesederhanaan dan kecantikan Citra yang masih terlihat tak bisa melupakannya. Apalagi mereka selalu berdekatan . Sebagai sekretaris Ario mengharuskan Citra mendampingi Ario kemanapun dia pergi untuk pekerjaan dinas.

Karena sering bersama juga menyebabkan mereka melakukan hubungan-hubungan terlarang. Disetiap kesempatan kalau ada rapat dinas ke luar kota , diantara waktu-waktu senggang selalu mereka habiskan berdua. Bercinta ataupun jalan jalan. Sering juga mereka pulang terlambat beberapa hari hanya untuk bisa selalu berdua.

Sampai pada suatu waktu Citra mengajak Ario untuk berbicara

"Ario, aku rasa hubungan kita harus berhenti sampai disini.Aku tak sanggup lagi selalu berdusta pada suamiku dan aku ngak sanggup kamu harus terusir dari rumah ibumu...Kembalilah pada Ratih Ario, kamu masih bisa rujuk kembali..."

"Aku ngak akan sanggup kehilanganmu Citra, seperti saat dulu. Kamu tahu apa yang terjadi pada saat itu, aku seperti kehilangan gairah hidup, please Citra jangan tinggalkan aku lagi..." balas Ario memelas

"Ario aku cinta banget sama kamu" Citra memandang Ario dengan berlinangan airmata kemudian melanjutkan kalimatnya.."tapi apa yang bisa aku lakukan..?

"Bercerai Citra, bercerai, hanya itu yang bisa membuat cinta kita bersatu..."

"Tapi aku takut Ario....dan aku tak mungkin melakukan itu..."

"Kenapa Citra ? sedangkan aku telah bercerai dengan isteriku untuk bisa bersamamu..."

"Maafkan aku, aku tak bisa melukai  hati anak-anakku dan suami yang telah banyak membantu keluargaku dulu. Kuingin kamu mengerti itu ..." jawab Citra

Citra kemudian mendekat pada Ario dan  mencium kedua pipi Ario sambil berkata.."Lepaskan aku Ario, kalo suatu waktu kita memang berjodoh, Tuhan akan pertemukan kita kembali"

"Aku kan tunggu saat itu Citra, sampaikan kapanpun dan sang waktu itu akan berpihak pada cinta kita karena aku sangat mencintaimu " Ario memeluk Citra...

Aku juga mencintaimu Ario bisik Citra dalam hati. Kalau benar sang waktu itu berpihak pada kita ,  aku ingin hidup bersamamu, mencintai mu seumur hidupku.Citra tambah mempereratkan pelukannya pada Ario.

Penulis : Yusep Hendarsyah dan Neng Ravenalia (no. 163)

Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini :Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun