Mohon tunggu...
Neng Ravenalia Supriadi
Neng Ravenalia Supriadi Mohon Tunggu... lainnya -

ich kann, weil ich will, was ich muss..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(MPK)Demi Sang Waktu

11 Juni 2011   14:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil tersipu-sipu Ranti pun pamit menuju kamar pasien berikutnya.

Sebulan kemudian Ayah Ario membaik, kesehatanya sudah pulih. Namun Beberapa bulan kemudian kambuh lagi dan akhirnya meninggal dunia. Kesedihan melanda keluarga besar Ario. Namun pesan ayahnya bahwa dia harus menemui Ranti di rumah sakit untuk mengucapkan rasa terimakasih terdalam karena telah memberikan pelayanan terbaik harus di patuhinya.

Ario adalah pemuda supel, wajahnya yang tampan disertai kesarjanaannya di bidang Psikolog, menjadikan dia mudah akrab dengan siapapun. Termasuk Ranti. Saat itu sebenarnya Ario telah memiliki kekasih bernama Citra. Teman sekantornya yang juga menjadi anak buahnya dalam bekerja. Ario dan Citra telah lama jatuh hati, namun karena Citra telah bersuami diurungkan niatnya untuk terus berhubungan. Cinta mereka sudah di ubun-ubun tingkat tinggi rupanya.

Citra seorang wanita yang mandiri, lembut dan cantik. Barang siapa yang melihatnya pasti terkesan dengan sikapnya yang lembut dan selalu tak pernah melepaskan senyumannya. Walau sudah bersuami tapi gemulai geraknya tetap memikat hati banyak pria. Termasuk juga Ario yang setengah mati mencintai Citra.

Ario dan Citra berkenalan ketika mereka masih duduk dibangku kuliahan. Mereka dekat satu sama lain sehingga tumbuhlah benih benih cinta diantara mereka berdua.Sampai akhirnya merekapun pacaran.

Namun takdir berkata lain, ketika mereka sama-sama lulus, ternyata Ario mendapat kabar kalau Citra telah dijodohkan oleh orang tuanya. Masih ingat oleh Ario bagaimana Citra berurai air mata datang padanya...

"Ario, maaf aku, kamu mungkin telah mendengar dari teman-teman kita soal perjodohan aku dengan pilihan orang tua aku. Sungguh aku ngak mampu menolaknya..." Kamu kan tahu ayahku menderita sakit jantung, aku ngak mau terjadi apa-apa dengannya jika aku menolak keinginannya" isak Citra makin menjadi.

"Sungguh aku mencintaimu Cit..." jawab Ario.. "Maafkan aku Ario" suara tanggisan Citra makin menjadi.

Itulah saat terakhit Ario berjumpa dengan Citra. Setelah itu Ario tak pernah lagi bertemu dengan Citra.

Dan sekitar setahun yang lalu Ario berjumpa kembali dengan Citra disebuah Mall tanpa sengaja. Duduk disebuah cafe Citra kemudian menceritakan bahwa dia kembali ke kota asalnya karena suaminya menderita stroke dan dia sedang mencari pekerjaan untuk menghidupi tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil serta pengobatan suaminya. Kasihan pada Citra akhirnya Ario menawarkan pekerjaan di perusahaan tempat dia nekerja. Kebetulan dia sedang mencari seorang sekretaris.

Kedekatan mereka berdua menimbulkan gelora cinta yang lama bersemi kembali. Ario yang memang mabuk dengan kesederhanaan dan kecantikan Citra yang masih terlihat tak bisa melupakannya. Apalagi mereka selalu berdekatan . Sebagai sekretaris Ario mengharuskan Citra mendampingi Ario kemanapun dia pergi untuk pekerjaan dinas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun