Pemerintah akhirnya nanggepin ini dengan mengamankan situasi, lewat Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Soekarno ke Jenderal Soeharto. Abis itu, kepemimpinan beralih dari Soekarno ke Soeharto, masuk masa Orde Baru.
 DEMOKRASI PANCASILA ORDE BARU (1966 – 1998)
Jadi, dulu tuh, abis Demokrasi Terpimpin dicancel lewat Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), muncul deh Demokrasi Pancasila di jaman Orde Baru. Ini konsepnya lebih ke keluarga dan gotong-royong. Intinya, rakyat punya suara, tapi dipimpin sama hikmah dan kebijaksanaan lewat perwakilan, bro.
Nah, Demokrasi Pancasila ini punya nilai dasar, yakni ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, dan keadilan sosial. Musyawarah jadi kuncinya, deh! Biar semua pada nyambung dan setuju.
Kelebihan zaman ini adalah:
a. Keputusan diambil lewat musyawarah mufakat
b. Ada keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan juga antara kepentingan pribadi sama umum.
c. Bangsa dan negara diutamain, bukan kepentingan golongan doang.
Jaman Orde Baru tuh semacam perbaikan besar-besaran. Soeharto jadi presiden, dan dia berusaha benerin kekacauan yang ada. Ada program Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) Â buat pembangunan, PEMILU, pendidikan tentang Pancasila, sampe pemerataan pembangunan.
Semua ini untuk ngejalanin nilai Pancasila, misalnya, pemerataan pembangunan sesuai sama sila kelima, yakni keadilan sosial buat semua orang Indonesia.
Tapi, bener juga sih, ada kekurangan di era Orde Baru ini. Misalnya, gak ada batasan masa jabatan presiden, jadinya ada penyalahgunaan kekuasaan. Terus, ada kasus korupsi, kolusi, nepotisme yang bikin Demokrasi Pancasila jadi kurang oke. Kebebasan bicara dan pers juga dibatasi, nambahin masalahnya.