Metode Transendental: metode ini dipergunakan oleh Immanuel Kant. Metode yang merupakan analisis kriteriologis yang berpangkal pada pengertian objektif. Dalam hal ini Kant menerima nilai objektif ilmu-ilmu positif karna ia dapat menghasilkan kemajuan hidup sehari-hari. Kant juga menerima nilai objektif agama dan moral, sebab ia memberikan kemajuan dan kebahagiaan. Hal ini disebut dengan sintetis-apriori ia juga membedakan analisis dan sintesis. Analisis dibagi atas empat macam, yaitu (1) analisis psikologis, (2) analisis logis, (3) analisis ontologis dan (4) analisis kriteriologis.
Adapun sintesis dibagi atas dua macam (1) sintesis aposteriori : diperoleh/diturunkan melalui pengalaman indrawi dan (2) sintesis apriori, mendahului pengalaman indrawi; putusan analitis. Perkembangannya menghasilkan sebuah struktur baru dari sintesis apriori yang dikenal dengan istilah analisis transendental.
How?
Sintesis aposteriori, yaitu penarikan kesimpulan yang diperoleh atau diturunkan melalui pengalaman indrawi, memainkan peran penting dalam pemeriksaan pajak di sektor pertambangan. Pendekatan ini menekankan analisis berdasarkan data dan fakta konkret yang diperoleh dari observasi langsung, pemeriksaan lapangan, serta pengumpulan dokumen dan informasi lain yang relevan. Dalam konteks sektor pertambangan yang kompleks, sintesis aposteriori memungkinkan auditor pajak untuk menyusun pemahaman yang akurat terkait operasi, transaksi, dan pelaporan perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan.
1. Pemeriksaan Berbasis Fakta Lapangan
Sintesis aposteriori memungkinkan auditor untuk menggabungkan hasil observasi lapangan dengan laporan yang disampaikan oleh perusahaan pertambangan. Misalnya, data produksi yang dihasilkan dari inspeksi fisik tambang atau alat monitoring dapat dibandingkan dengan laporan perpajakan yang diajukan, untuk memastikan bahwa informasi tersebut konsisten dan sesuai dengan kenyataan.
2. Validasi Data Operasional dan Keuangan
Dalam sektor pertambangan, kegiatan eksplorasi, produksi, hingga pengolahan menghasilkan data yang kompleks, seperti volume hasil tambang, biaya operasional, dan nilai transaksi. Melalui sintesis aposteriori, auditor dapat memvalidasi data ini berdasarkan bukti konkret, seperti rekaman transaksi, laporan operasional harian, atau hasil pengukuran lapangan, untuk menilai keakuratan dan kebenaran informasi perpajakan.
3. Mengatasi Kompleksitas Kontrak dan Regulasi
Sektor pertambangan sering kali diatur oleh kontrak kerja sama khusus seperti Production Sharing Contract (PSC), yang memiliki ketentuan unik terkait pembagian hasil dan biaya yang dapat dikurangkan. Auditor yang menggunakan pendekatan aposteriori dapat menganalisis pelaksanaan kontrak ini melalui bukti-bukti faktual, seperti laporan keuangan perusahaan, dokumen kontrak, dan hasil wawancara dengan pihak terkait, untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
4. Meningkatkan Akurasi dalam Penilaian Pajak