Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aritmatika Cinta

14 Juni 2024   10:17 Diperbarui: 14 Juni 2024   10:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan banyak melamun, nanti kesurupan," ucapnya sambil menepak bahuku dan tertawa penuh kemenangan.

"Mikirin siapa sih? Bunda? apa Arga?" lanjutnya sambil mengerlingkan sebelah mata.

"Ke kamar yuk..." Ajakku mengalihkan pembicaraan.

"Eh... tau gak? Aku mau di jodohkan dengan anak dari sahabat Ayahku," tuturnya dengan senyum selebar samudera.

"Wah...asik dong... siapa namanya?" tanyaku penasaran.

"Aku tidak tahu namanya, tapi dia sekarang masih di Jerman."

"Loh... Arga juga di jerman loh," ucapku sedikit terkejut.

"Nanti kalau dia sudah di sini pasti orang pertama yang aku kenalkan itu... ya... kamuuu," ucap Dara sambil mecubit kedua pipiku.

Obrolan panjang kami sukses membuatku melupakan kesendirian dan kesepian yang aku rasakan. Hingga tanpa terasa Dara sudah harus kembali pulang.

Aku kembali sendiri hanya berteman secangkir teh untuk sekedar menghangatkan tubuh. Bunyi ponsel membuat senyumku mengembang seakan tertawa berteman angin. Terlihat chat Arga berada paling atas. Ia selalu bercanda dan bercerita hal-hal lucu membutaku membayang dan melayang bersama kenyamanan hingga malam menjelang dan mataku menolak cahaya, aku terlelap menyambut mimpi untuk sebuah perjumpaan.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun