Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Lukisan di Rumah Tua

14 April 2024   14:03 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:48 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Bing Image Kreator Digital Ai

Sayup terdengar isak tangis, entah dari arah mana. Tania bangun dari tempat tidurnya, mencoba mempertajam pendengaran.

Ia kembali melangkah keluar kamar mencoba mencari asal suara, langkah pelan kaki jenjang menuju taman kecil samping rumah. Temaram lampu taman menyulitkan ia melihat sekelilingnya. Dua lampu taman yang mati dan belum sempat Bunda ganti menambah gelap suasana.

Rasa takut itu tiba-tiba lenyap berganti dengan energi kuat yang membawa langkah gadis itu menuju bangku besi bercat putih. Ia melihat sosok yang sedang duduk sendiri di bawah bayangan rembulan yang bersinar.

"Hai.... Kamu siapa? Kenapa malam-malam ada di sini?" tanya Tania menghampiri gadis kecil dengan gaun berwarna putih kusam kecokelatan.

Tidak ada jawaban, desiran angin malam membelai rambut keduanya. Tania duduk di sisi gadis yang masih menundukan kepalanya. Rambut panjang tergerai menutupi wajah.

"Dik... siapa nama kamu?" Tanya tania pelan.

"Clara," jawabnya sangat pelan nyaris berbisik.

"Clara. Di mana rumah kamu?"

Gadis kecil itu hanya menggelengkan kepala. Tania tidak faham dengan jawaban itu. Tania terus memperhatikan sosok mungil di sampingnya.

"Di mana tempat tinggal kamu?"

"Di sini," jawabnya singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun