Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sujud Terakhir Zahrana

8 April 2024   11:06 Diperbarui: 8 April 2024   11:08 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Fhoto Bing Image Kreator digital Ai

Bulir bening perlahan mengalir dari sudut mata. Wanita yang berusaha tegar dengan kerapuhan soal rasa yang bergelayut menjadi beban dalam dada.

Zahrana, menceritakan semua yang terjadi dalam rumah tangganya. Ibu panti pun tidak dapat berbuat apa-apa atas keputusan Zahrana. Ia hanya bisa memeberi nasehat dan menjadi pendengar setia agar Zahrana tidak merasa sendiri.

"Padahal apa sih kurangnya, Kak Zahra, cantik, baik, solehah...." Ucap Nazma selepas mengantar Zahrana menuju taksi onlinenya.

"Sstt... sudahlah Ibu yakin, Zahrana mampu melewati semua ini dengan baik-baik saja," ujar ibu panti memotong ucapan Nazma.

*****

Kedatangan Ikram mengejutkan Zahrana. Pasalnya semenjak pernikahan dua hari lalu, Ikram sama sekali tidak memberi kabar apa pun. Hari ini tiba-tiba ia pulang ke rumah bersama istri keduanya.

"Mas... kenapa tidak memberi kabar?" tanya Zahrana.

"Maaf, aku gak sempat memberi kabar, oiya, Tiara ikut kesini, gak apa-apa, kan?" tanya Ikram tanpa memikirkan perasaan Zahrana.

 Zahrana hanya tersenyum ia sadar hal ini adalah konsekwensi atas keputusannya mengijinkan Ikram untuk menikahi kekasihnya.  Jika ia tidak mengijinkan hal itu, sudah pasti suaminya akan menikah secara diam-diam dan itu pasti akan lebih menyakitkan.

"Tiara... ini kamar kamu. Selama kamu disini, anggaplah rumah sendiri," suara lembut Zahrana begitu bersahabat.

"Terimakasih, Zahra, terus... mas Ikram akan tidur di mana? Bersamamu atau bersamaku," ucap Tiara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun