Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramadhan Terakhir Ibu

13 Maret 2024   09:58 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:02 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Fhoto bing image kreator/Ai

Ayah yang memedam kerinduan begituu dalam 9 Sumber fhoto beng image cretor digital/Ai)
Ayah yang memedam kerinduan begituu dalam 9 Sumber fhoto beng image cretor digital/Ai)

Kami tidak menyangka jika ramadhan tahun lalu adalah ramadhan terakhir untuk ibu. terakhir kami menikmati segala kenikmatan yang ibu suguhkan saat berbuka maupun santap sahur.

Hanya aku dan ayah yang saat ini ada di rumah. Kedua kakak laki-lakiku pun sibuk dengan keluarga kecilnya. Biasanya mereka selalu menyempatkan untuk datang di awal ramadhan. "Apakah karena sudah tidak ada ibu?" pikirku.

Kepergian ibu membawa banyak perubahan. Aku dan ayah berusaha memahami keadaan. Meski tidak lagi ada kehangatan. Terkadang aku merasa asing di rumah sendiri.

Rasa rindu akan ibu tak dapat lagi kubendung. Selepas sholat dhuha. Aku bersiap hendak ke makam ibu. dengan berbekal beberapa tangkai bunga mawar yang kupetik dari halaman, hasil tanaman mediang ibu.

"Mau kemana, Nak?" tanya ayah yang melihat langkahku sedikit tergesa.

"Aku mau ke makam Ibu, Yah," Jawabku.

"Ayah mau ikut?" tanyaku.

Ayah menggeleng, kucium punggung tangan ayah dengan takdzim. Aku faham ayah masih dalam suasana duka. Jika ia tidak ingin ke makam ibu. bukan berarti ia tidak memilki perhatian dengan istri tercintanya. Ayah masih butuh waktu untuk menerima keadaan.

Sepi dan rindu bersemayam dalam hati ini. tangisku tak terbendung saat melihat nisan yang bertuliskan nama ibu. gemuruh segala rasa bergejolak dalam dada. Hanya ada aku dan Dia yang Maha Kuasa. Aku lebur dalam duka. Di ramadhan tahun ini.

Kuletakkan tiga kuntum mawar di pusara ibu, dengan simbah air mata yang membasahi hijabku. "Ibu... aku sangat merindukanmu... aku tak kuasa menahan semua rasa ini, meski aku tahu, ibu tidak akan benar-benar meninggalkanku." Ucapku lirih seraya memandang nisan di hadapanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun