"Sefia?" tanyanya sambil mengulurkan tangan.
Aku menyambut uluran tangannya sambil tersenyum dan sedikit menganggukan kepala.
Satu cangkir latte di sediakan waitres sesuai pesananku. "Maaf ya, tadi aku sedikit terlambat,' ucapku membuka pembicaraan.
"That's okay! Jawabnya dan mengatakan jika ia pun belum terlalu lama menungguku.
"Kamu lebih cantik dari ekspektasi-ku,' lanjutnya dengan terus menatapku.
Aku menunduk, menyembunyikan wajahku yang mungkin memerah karena malu. Gubraaaak!!!
"Tidak perlu berlebihan, banyak di luaran sana, jauh lebih cantik dariku," ucapku seraya mengangkat cangkir latte dan sedikit meneguknya.
Obrolan kamu pun berlanjut hingga beberapa jam lamanya. Saling bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing.
Aryo laki-laki yang sangat menyenangkan, selalu ada saja topik pembicaraan yang ia keluarkan, hingga obrolan kami tidak kaku, meski baru pertama kali bertemu.
"Shefia, kamu sosok wanita yang aku idamkan,' ucap Aryo, membuat jantungku serasa loncat keluar dari sarangnya. Semoga saja detak jantungku tidak terdeteksi oleh pendengaran Aryo.
"Maksudmu?" tanyaku.