Â
Salam, Keyzia
Tiga bulan sudah berlalu. Ingatan tentangmu masih melekat, sel kangker di otakku bisa membunuhku, tapi tidak bisa membunuh semua ingatanku tentangmu.
Apakah kamu sudah membaca surat yang kutinggalkan? Apakah kamu sudah hidup bahagia bersama yang lain? Dan tidak ada lagi sisa memory dalam ingatanmu tentang aku?
Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu, di sisa waktuku. Dulu kamu melarangku memelihara kucing, dengan alasan. "Aku alergi dengan bulu kucing, Za," ucapmu ketika itu. Tapi... mengapa kamu menghadiahkan kucing lucu di hari ulang tahun selingkuhanmu?
Apakah bunga mawar yang kutanam di halaman rumah sudah tumbuh dan berbunga? Ah... iya, aku lupa jika kamu tidak suka bunga.
Seandainya kamu tau, di balik canda dan tawamu, ada sesorang yang setia menunggumu, meski canda dan tawamu hanyalah kebohongan belaka, dan kamu tidak menyadari itu, seakan tidak peduli dan menganggap semuanya tidak apa-apa.
Hingga akhirnya seseorang itu pergi bagaikan tertiup angin, semakin jauh dan tak dapat di gapai, aku lelah dengan waktu yang tidak berfihak kepadaku
Mungkin kamu sudah melupakan, ada sepotong hati yang remuk tak terbentuk, di sisa waktu yang hanya tinggal menghitung detak jam per menitnya. Kupejamkan mata untuk mengingat semuanya, memoryku tentangmu terkumpul sempurna. Wajahmu menjelma dengan nyata.
Senyummu, alismu, hidungmu, parasmu... namun aku tak mampu menyampaikan seribu pertanyaan yang menyatu jadi rindu. Karena....