Saat ini di mana tekhnologi yang ada dalam genggaman, banyak bisnis yang bisa kita lakukan dari rumah, dari mulai usaha online, menulis, buka jasa foodand drink, atau freline-freline lainnya, jadi tidak ada alasan, kuncinya hanya satu, mau mengembangkan potensi diri.
Memiliki semangat untuk berkembang membuat wanita terlihat memilki nilai dan gak gampang di rendahkan oleh setiap orang tanpa terkecuali.
Suami bertugas mencari nafkan tapi bukan tambang duit
Jangan mentang-mentang suami bertugas mencari nafkah lantas di jadikan tambang duit. Jika kita punya waktu dan potensi, tidak ada salahnya memanfaatkan untuk mencari penghasilan, pun suami sudah mencukupi segalanya bukan berarti kita sebagai wanita terus hidup di zona nyaman sebagai istri, apapun bisa terjadi dalam biduk rumah tangga. Belajar dari kasus Inge Anugerah yang tidak memilki apapun berupa investasi atau yang lainnya setelah di gugat cerai Ari Wibowo. Miris bukan?
Menambah penghasilan tidak ada ruginya, uang yang kita hasilkan bisa di gunakan untuk, reward diri sendiri, sukur-sukur bisa untuk investasi atas nama pribadi.
Mandiri bisa membuat kita lebih kuat dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
Siapa yang bisa menjamin, hidup suami bisa sampai tua dalam mencari nafkah? Siapa yang bisa menjamin rumah tangga akan baik-baik saja hingga ajal memisahkan? Jika kita terus bergantung kemungkinan-kemungkinan yang mengerikan itu tidak akan menjadi mimpi buruk, jika kita terbiasa mandiri tidak akan membuat kita menjadi lumpuh dan kehilangan pegangan.
Kita memang tidak boleh berburuk sangka, tapi.... Tidak ada salahnya juga jika kita mengantisipasi semua kondisi yang akan terjadi.
Kemandirian membantu perekonomian keluarga
Menjadi istri bukan berarti harus menengadahkan tangan kepada suami, membantu mencari nafkah bukan serta merta melanggar kodrat sebagai seorang ibu rumah tangga.
Jika KDRT (Kurang Duit Dalam Rumah Tangga) bukan hal yang mustahil penghasilan istri menjadi penolong dalam perekonomian keluarga.