Stratifikasi pekerjaan (occupational stratification). Di bidang pekerjaan modern kita mengenal berbagai klasifikasi yang mencerminkan stratifikasi pekerjaan, seperti misalnya pembedaan antara manajer serta tenaga eksekutif dengan tenaga administratif; antara lektor dengan guru besar; antara tamtama dengan perwira.
Stratifikasi ekonomi (economic stratification), yaitu pembedaan warga masyarakat berdasarkan penguasaan dan kepemilikan materi yang merupakan suatu kenyataan sehari-hari. Dalam kaitan ini kita mengenal, antara lain, pembedaan warga masyarakat berdasarkan penghasilan dan kekayaan yang diklasifikasikan menjadi kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Dalam masyarakat kita terdapat sejumlah besar warga yang tidak mampu memenuhi keperluan minimum manusia untuk hidup layak, karena penghasilan dan miliknya sangat terbatas. Di sisi lain, terdapat warga masyarakat yang memiliki kekayaan yang sangat besar. Di kalangan petani di pedesaan juga kita menjumpai pembedaan antara petani pemilik tanah dan buruh tani.
Konsekuensi Stratifikasi Sosial
Sebagai konsekuensi adanya stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
Timbulnya kelas sosial
Stratifikasi sosial menggolongkan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha meniru kelompok sosial yang berada di atasnya.
Kelompok yang berada di atas adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan harta. Prestise atau gengsi menjadi bagian dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan harta demi menjaga gengsinya tersebut. Untuk menjaga eksistensinya mereka akan membuat simbol-simbol status tertentu.
Kesenjangan sosial
Konsekuensi lain sebagai akibat dari stratifikasi sosial adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Tentu saja kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin kuat untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan. Dan mereka yang merasa terpinggirkan tersebut merasa tidak diperlakukan secara adil dalam berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mereka memiliki kecemburuan sosial terhadap kelompok atas, dan menganggap bahwa kelompok atas telah mengambil sebagian haknya dalam bidang ekonomi. Sebaliknya, kelompok atas akan selalu mencurigai keberadaan kelompok bawah. Jika terjadi kejahatan, maka kelompok bawahlah yang sering dituduh sebagai pelakunya. Hal inilah yang lama kelamaan akan menjadi sumber koflik secara vertikal.
Polarisasi kekuatan
Polarisasi berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang saling berlawanan. Jadi, polarisasi kekuatan dapat didefinisikan sebagai kondisi terbentuknya dua kutub kekuatan yang berlawanan. Dalam sosiologi, polarisasi kekuatan dimaknai sebagai pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah, yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih cenderung pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat yang saling berlawanan.