Mohon tunggu...
Neneng Maulyanti
Neneng Maulyanti Mohon Tunggu... Dosen - perempuan

pensiunan PNS dan dosen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi: Struktur Sosial

10 Desember 2021   12:18 Diperbarui: 10 Desember 2021   12:55 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Struktur atas umumnya diduduki oleh segolongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, misalnya kaum bangsawan, pejabat, penguasaha, dan tokoh adat. 

Struktur bawah adalah tempat bagi golongan masyarakat kelas bawah, seperti buruh, petani, tuna wisma, dan sebagainya. 

Ciri-ciri struktur sosial 

  1. Muncul pada kelompok masyarakat. Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terlihat ketika mereka berada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat bermacam-macam status dan peran indvidu, yang berkaitan dengan  hak dan kewajiban masing-masing di dalam lingkungan sosial masyarakatnya.
  2. Berkaitan erat dengan kebudayaan. Kelompok masyarakat, lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan keranekaragaman struktur sosial yang berkembang di Indonesia.

Fungsi Struktur Sosial 
Setiap masyarakat memiliki struktur sosial, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Adapun fungsi struktur sosial adalah sebagai berikut.  

  1. Fungsi Identitas. Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
  2. Fungsi Kontrol. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menimbulkan konsekuensi yang tidak baik.
  3. Fungsi Pembelajaran. Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Status dan Peran Sosial

   Setiap individu dan kelompok di dalam struktur sosial tersebut memiliki status dan peran masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Linton (1984) yang mengatakan, bahwa struktur sosial terdiri atas dua konsep penting, yaitu status dan peran sosial. Artinya, setiap individu dan kelompok di dalam struktur sosial, memiliki status sosial yang diikuti oleh peran sosial, sesuai dengan status sosial yang melekat pada setiap individu anggota masyarakat. 

Status atau kedudukan Sosial 

Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang di masyarakat. Status sosial yang dimiliki oleh seseorang akan menentukan derajat, kewajiban, dan tanggung jawab dalam kelompoknya. Setiap orang dapat memiliki beberapa status sosial, karena status sosial diperoleh tidak hanya dari keluarga  (secara otomatis), tapi juga dapat diperoleh seseorang melalui usaha atau dari perilaku seseorang. Menurut Ralph Linton (1984), terdapat tiga macam cara dalam memperoleh status sosial, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status. 

  1. Ascribed status. Status yang dibawa individu sejak lahir, atau status yang diperoleh sesuai status orang tuanya. Dengan kata lain, status ini diperoleh tanpa perlu berusaha meraihnya. Misalnya anak seorang bangsawan akan menjadi bangsawan pula dan mendapatkan kehormatan dari masyarakat karena status sosial yang diwariskan dan yang dimiliki oleh orang tuanya.
  2. Achieved status. Status yang diperoleh melalui persaingan dan usaha pribadi. Contohnya: untuk menjadi sarjana harus melalui perjuangan terlebih dahulu. Individu harus berjuang keras dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan biaya untuk memperoleh gelar akademis.
  3. Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa-jasa tertentu. Contohnya: seorang pahlawan yang dihargai oleh masyarakat atas jasa perjuangannya.

Umumnya istilah status sosial lebih menunjukkan  kelompok kelas sosial atas. Mereka merupakan golongan orang-orang yang kaya dan bergengsi. Semakin tinggi kelas sosialnya, semakin tinggi pula prestise (gengsi) yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka membentuk ciri tertentu agar tampak berbeda dengan kelas sosial yang lain. Ciri-ciri tersebut dapat menunjukkan kelas sosial yang disebut sebagai simbol status. Beberapa simbol status masyarakat kelas atas, yaitu: 

  1. Tempat tinggal. Kelas sosial atas biasanya tinggal di perumahan elite yang mewah, dan memiliki prestise tinggi. Perumahan mewah dengan berbagai fasilitasnya akan memberikan kebanggaan bagi pemiliknya, karena hal tersebut menunjukkan bahwa para penghuninya merupakan kelompok orang kaya. Dengan melihat tempat tinggalnya saja, orang sudah dapat menilai kelas sosial seseorang.
  2. Kekayaan. Kekayaan menjadi unsur utama yang sering ditonjolkan seperti mobil mewah, perhiasan, dan sebagainya. Kekayaan menjadi bagian terpenting dalam kelompok sosial karena dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil mewah memberi kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki dan memakainya, karena mobil yang dipakai sangat langka di Indonesia (jumlahnya terbatas) dan harganya sangat mahal.
  3. Penghasilan. Pada umumnya kelas sosial atas memiliki penghasilan yang tinggi, dan bekerja pada bidang tertentu sebagai eksekutif, yang menjadikannya orang sukses. Ada hubungan yang erat antara penghasilan dengan jenis pekerjaan, misalnya, kelompok sosial atas mempunyai pekerjaan yang elite dan berpenghasilan tinggi, sedangkan kelompok sosial bawah kebanyakan bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rendah.
  4. Pakaian. Pakaian yang digunakan oleh kelompok sosial atas adalah pakaian yang bagus, terbuat dari bahan berkualitas tinggi, dan mahal. Biasanya pakaian-pakaian tersebut dirancang oleh para desainer ternama, baik produk dalam negeri maupun luar negeri.
  5. Kegemaran. Kegemaran atau hobi kelompok sosial atas adalah kegiatan-kegiatan yang memerlukan biaya besar, seperti shopping ke luar negeri, olahraga golf, dan memancing. Kegiatan memancing sesungguhnya merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara umum oleh siapa saja, tetapi memancing bagi golongan kelas sosial atas dilakukan dengan menggunakan kapal pesiar mewah di laut lepas.

Seseorang biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus dalam masyarakat. Dari bermacam-macam kedudukan (status) yang dimilikinya tersebut, biasanya yang selalu menonjol hanya satu, yaitu status yang utama. Atas dasar tersebut, maka individu yang memiliki bermacam-macam status digolongkan ke dalam kelas-kelas tertentu dalam masyarakat. Misalnya Pak Rudi mempunyai kedudukan sebagai suami, kepala rumah tangga, ketua RT, dan sebagai kepala sekolah. Bagi masyarakat, kedudukan sebagai kepala sekolahlah yang dianggap utama (menonjol). 

Konflik status seringkali tidak dapat dihindari, sebagai dampak adanya kepentingan-kepentingan individu yang tidak selalu sesuai atau sejalan dengan kepentingan-kepentingan masyarakatnya. Contohnya Seorang kepala sekolah yang harus mengeluarkan putranya sendiri dari sekolah karena terbukti menggunakan obat-obatan terlarang di sekolah. Di satu sisi, sebagai Kepala sekolah, dia harus menenggakkan aturan dengan benar, di sisi lain, sebagai seorang ayah, dia harus membela anak agar tidak dikeluarkan dari sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun