Mohon tunggu...
Neneng Maulyanti
Neneng Maulyanti Mohon Tunggu... Dosen - perempuan

pensiunan PNS dan dosen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi: Struktur Sosial

10 Desember 2021   12:18 Diperbarui: 10 Desember 2021   12:55 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian 

Manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial dengan sejumlah prasyarat, agar masyarakat dapat terus berjalan dan bertahan. Prasyarat-prasyarat yang dimaksud yaitu adanya institusi, hubungan-hubungan sosial, interaksi-interaksi sosial, budaya yang memuat norma-norma dan nilai-nilai. Prasyarat-prasyarat inilah yang disebut tatanan sosial (social order). Meski tatanan sosial diterjemahkan sebagai social order dan struktur sosial diterjemahkan sebagai social structure, namun pada kenyataanya kedua istilah ini sering dianggap identik. Bahkan tidak sedikit sosiolog yang menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian untuk menjelaskan tentang susunan masyarakat. 

Struktur Sosial ialah tatanan atau susunan sosial yang membentuk beberapa kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti menyusun. 

William Kornblum (2000) menjelaskan bahwa struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu. 

Soemardjan dan Soemardi dalam Soekanto (1992: 20) mengatakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial. 

Soerjono Soekanto (1992,59) mengatakan bahwa struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial pokok, yang meliputi: kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang. 

Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai unsur pembentuk masyarakat. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan fungsional. Artinya kalau terjadi perubahan salah satu unsur, unsur yang lain akan mengalami perubahan juga. Unsur pembentuk masyarakat dapat berupa: manusia atau individu yang ada sebagai anggota masyarakat; kawasan yang menjadi tempat dimana masyarakat itu berada; dan kebudayaan serta nilai dan norma yang mengatur kehidupan bersama tersebut. Struktur sosial suatu masyarakat sesungguhnya merupakan proses sosial dan alamiah yang berlangsung dalam waktu yang sangat panjang, dan memiliki karakteristik yang khas, sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari masyarakat lainnya. 

Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial. Hal ini membuat struktur sosial setiap masyarakat menjadi tidak sama. Para ahli sosiologi telah mengklasifikasikan struktur sosial dalam beberapa jenis. 

Struktur kaku dan luwes 

Struktur kaku bersifat tidak mungkin diubah atau sulit untuk diubah, misalnya dosen Perguruan Tinggi Negeri haruslah merupakan lulusan S2 atau S3.   

Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah, misalnya setiap guru dapat menjadi wakil kepala sekolah dan bisa digantikan oleh guru lain setelah mengakhiri masa jabatannya tersebut. 

Struktur formal dan informal 

Struktur formal atau resmi adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku. Misalnya struktur di dalam lembaga sosial. 

Struktur informal atau tidak resmi adalah struktur yang nyata atau benar-benar ada serta berfungsi bagi masyarakat, tetapi tidak diakui oleh pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum, misalnya struktur perkumpulan ibu-ibu Pokja (kelompok kerja), arisan, dan sebagainya. 

Struktur homogen dan heterogen 

Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar, misalnya dalam kesebelasan sepak bola. Dalam struktur itu, setiap anggota diberi kesempatan yang sama, dan oleh karenanya juga mempunyai pengaruh yang sama untuk memenangkan pertandingan bagi kesebelasannya. Nama baik dan kesuksesan kesebelasan itu bukan monopoli orang (pemain) tertentu, tetapi milik bersama. 

Struktur heterogen adalah suatu struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda, dan kesempatan setiap unsur pun berbeda pula, baik terhadap kelompok sendiri maupun terhadap kelompok lain, misalnya dalam organisasi kenegaraan, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya, di sini terdapat unsur struktur yang mempunyai pengaruh, dari yang paling besar sampai dengan yang paling kecil. 

Struktur mekanik dan statistik 

Struktur mekanik adalah struktur yang menuntut posisi yang tetap sama dari para anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Contoh: struktur keluarga, di mana kedudukan tiap-tiap anggota keluarga merupakan suatu mekanisme yang tidak dapat ditukar/ digantikan tanpa membawa kerugian. Misalnya pada saat sang ayah harus dirawat di rumah sakit, maka kehidupan keluarga akan terganggu, karena tidak ada yang menggantikan posisinya. 

Struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi, misalnya penambahan jumlah anggota polisi agar sesuai dengan jumlah pertambahan penduduk. 

Struktur atas dan bawah 

Struktur atas umumnya diduduki oleh segolongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, misalnya kaum bangsawan, pejabat, penguasaha, dan tokoh adat. 

Struktur bawah adalah tempat bagi golongan masyarakat kelas bawah, seperti buruh, petani, tuna wisma, dan sebagainya. 

Ciri-ciri struktur sosial 

  1. Muncul pada kelompok masyarakat. Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terlihat ketika mereka berada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat bermacam-macam status dan peran indvidu, yang berkaitan dengan  hak dan kewajiban masing-masing di dalam lingkungan sosial masyarakatnya.
  2. Berkaitan erat dengan kebudayaan. Kelompok masyarakat, lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan keranekaragaman struktur sosial yang berkembang di Indonesia.

Fungsi Struktur Sosial 
Setiap masyarakat memiliki struktur sosial, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Adapun fungsi struktur sosial adalah sebagai berikut.  

  1. Fungsi Identitas. Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
  2. Fungsi Kontrol. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menimbulkan konsekuensi yang tidak baik.
  3. Fungsi Pembelajaran. Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Status dan Peran Sosial

   Setiap individu dan kelompok di dalam struktur sosial tersebut memiliki status dan peran masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Linton (1984) yang mengatakan, bahwa struktur sosial terdiri atas dua konsep penting, yaitu status dan peran sosial. Artinya, setiap individu dan kelompok di dalam struktur sosial, memiliki status sosial yang diikuti oleh peran sosial, sesuai dengan status sosial yang melekat pada setiap individu anggota masyarakat. 

Status atau kedudukan Sosial 

Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang di masyarakat. Status sosial yang dimiliki oleh seseorang akan menentukan derajat, kewajiban, dan tanggung jawab dalam kelompoknya. Setiap orang dapat memiliki beberapa status sosial, karena status sosial diperoleh tidak hanya dari keluarga  (secara otomatis), tapi juga dapat diperoleh seseorang melalui usaha atau dari perilaku seseorang. Menurut Ralph Linton (1984), terdapat tiga macam cara dalam memperoleh status sosial, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status. 

  1. Ascribed status. Status yang dibawa individu sejak lahir, atau status yang diperoleh sesuai status orang tuanya. Dengan kata lain, status ini diperoleh tanpa perlu berusaha meraihnya. Misalnya anak seorang bangsawan akan menjadi bangsawan pula dan mendapatkan kehormatan dari masyarakat karena status sosial yang diwariskan dan yang dimiliki oleh orang tuanya.
  2. Achieved status. Status yang diperoleh melalui persaingan dan usaha pribadi. Contohnya: untuk menjadi sarjana harus melalui perjuangan terlebih dahulu. Individu harus berjuang keras dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan biaya untuk memperoleh gelar akademis.
  3. Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa-jasa tertentu. Contohnya: seorang pahlawan yang dihargai oleh masyarakat atas jasa perjuangannya.

Umumnya istilah status sosial lebih menunjukkan  kelompok kelas sosial atas. Mereka merupakan golongan orang-orang yang kaya dan bergengsi. Semakin tinggi kelas sosialnya, semakin tinggi pula prestise (gengsi) yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka membentuk ciri tertentu agar tampak berbeda dengan kelas sosial yang lain. Ciri-ciri tersebut dapat menunjukkan kelas sosial yang disebut sebagai simbol status. Beberapa simbol status masyarakat kelas atas, yaitu: 

  1. Tempat tinggal. Kelas sosial atas biasanya tinggal di perumahan elite yang mewah, dan memiliki prestise tinggi. Perumahan mewah dengan berbagai fasilitasnya akan memberikan kebanggaan bagi pemiliknya, karena hal tersebut menunjukkan bahwa para penghuninya merupakan kelompok orang kaya. Dengan melihat tempat tinggalnya saja, orang sudah dapat menilai kelas sosial seseorang.
  2. Kekayaan. Kekayaan menjadi unsur utama yang sering ditonjolkan seperti mobil mewah, perhiasan, dan sebagainya. Kekayaan menjadi bagian terpenting dalam kelompok sosial karena dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil mewah memberi kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki dan memakainya, karena mobil yang dipakai sangat langka di Indonesia (jumlahnya terbatas) dan harganya sangat mahal.
  3. Penghasilan. Pada umumnya kelas sosial atas memiliki penghasilan yang tinggi, dan bekerja pada bidang tertentu sebagai eksekutif, yang menjadikannya orang sukses. Ada hubungan yang erat antara penghasilan dengan jenis pekerjaan, misalnya, kelompok sosial atas mempunyai pekerjaan yang elite dan berpenghasilan tinggi, sedangkan kelompok sosial bawah kebanyakan bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rendah.
  4. Pakaian. Pakaian yang digunakan oleh kelompok sosial atas adalah pakaian yang bagus, terbuat dari bahan berkualitas tinggi, dan mahal. Biasanya pakaian-pakaian tersebut dirancang oleh para desainer ternama, baik produk dalam negeri maupun luar negeri.
  5. Kegemaran. Kegemaran atau hobi kelompok sosial atas adalah kegiatan-kegiatan yang memerlukan biaya besar, seperti shopping ke luar negeri, olahraga golf, dan memancing. Kegiatan memancing sesungguhnya merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara umum oleh siapa saja, tetapi memancing bagi golongan kelas sosial atas dilakukan dengan menggunakan kapal pesiar mewah di laut lepas.

Seseorang biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus dalam masyarakat. Dari bermacam-macam kedudukan (status) yang dimilikinya tersebut, biasanya yang selalu menonjol hanya satu, yaitu status yang utama. Atas dasar tersebut, maka individu yang memiliki bermacam-macam status digolongkan ke dalam kelas-kelas tertentu dalam masyarakat. Misalnya Pak Rudi mempunyai kedudukan sebagai suami, kepala rumah tangga, ketua RT, dan sebagai kepala sekolah. Bagi masyarakat, kedudukan sebagai kepala sekolahlah yang dianggap utama (menonjol). 

Konflik status seringkali tidak dapat dihindari, sebagai dampak adanya kepentingan-kepentingan individu yang tidak selalu sesuai atau sejalan dengan kepentingan-kepentingan masyarakatnya. Contohnya Seorang kepala sekolah yang harus mengeluarkan putranya sendiri dari sekolah karena terbukti menggunakan obat-obatan terlarang di sekolah. Di satu sisi, sebagai Kepala sekolah, dia harus menenggakkan aturan dengan benar, di sisi lain, sebagai seorang ayah, dia harus membela anak agar tidak dikeluarkan dari sekolah. 

Peran Sosial 

Selain status sosial, pada diri seseorang melekat pula peran sosial lainnya. Setiap orang mempunyai peran sesuai dengan status sosial yang disandangnya. 

Peran sosial memiliki fungsi mengatur perilaku individu yang berhubungan dengan status sosialnya. Status sosial yang berbeda menyebabkan terjadinya peran sosial yang berbeda pula. Peran sosial adalah suatu tindakan yang diharapkan dari individu sesuai dengan status sosial yang disandangnya, sehingga peran dapat berfungsi pula untuk mengatur perilaku seseorang. Peran sosial seseorang dapat berbeda-beda ketika ia menyandang status yang berbeda, sehingga kerap terjadi konflik peran.

Konflik peran timbul karena terjadi benturan antar peran-peran yang dimiliki  seseorang. Konflik peran dapat menimbulkan perang batin dalam diri seseorang, karena sulit menemukan solusinya. Contohnya: Seorang dokter yang berstatus sebagai kepala sebuah Rumah Sakit, selain bertugas mengobati pasien, juga harus melindungi kesejahteraan semua orang yang bekerja di rumah sakitnya. Ketika salah satu dokter di Rumah Sakit tersebut melakukan terobosan baru dengan menemukan metode baru dalam menangani pasien gagal jantung, maka dia berkewajiban memberi penghargaan terhadap dokter tersebut. Akan tetapi, bila IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menentang metode baru tersebut, maka dia wajib memberi teguran keras terhadap dokter tersebut. Konflik peran yang terjadi di dalam diri kepala rumah sakit tersebut berupa penentuan keputusan antara melanjutkan penerapan metode baru dan memberi penghargaan terhadap dokter yang berdedikasi, atau mengenakan sanksi terhadap dokter tersebut sesuai perintah dari IDI.   

Paramater Struktur Sosial 

Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antar individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah), dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antar individu atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi). Pengelompokan horizontal didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama, profesi dan jenis kelamin. 

Referensi:

Kornblum, William. 2000. Sociology in a Changing World. Orlando. Harcourt Brace College.

Linton, Ralph. 1984. The Study of Man (terjemahan). Bandung. ITB Press.

Soekanto, Soerjono. 1992. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta. Rajawali Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun