Mohon tunggu...
Nelly Rachman
Nelly Rachman Mohon Tunggu... Lainnya - Black Lovers

Menantang diri untuk menulis. Berbagi cerita melalui untaian kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

ASN Pelayan Publik

5 September 2021   07:23 Diperbarui: 5 September 2021   07:22 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Even though it sounds simple, tapi ternyata respon cepat ini menjadi salah satu hal penting dalam melayani publik. Bisa jadi karena respon cepat ini membuat orang yang dilayani merasa dihargai. Merasa diprioritaskan. 

Mungkin ya. Tapi pengalamanku mengatakan respon cepat sangat membantuku mendapatkan kepercayaan, baik dari publik yang aku layani maupun dari pimpinan. 

Seorang teman media pernah bilang, “Teh, makasih ya udah cepet jawab WAku, walau ujung-ujungnya ngga bisa wawancara. Tapi karena cepet dijawab, ku masih ada waktu buat nyari narsum yang lain.” 

See, sebenarnya aku tak bisa memenuhi permintaannya untuk wawancara, tetapi dia tetap berterima kasih ‘hanya karena’ aku cepat merespon.

Jujur

Pernah membaca quote ini “Orang-orang yang suka berkata jujur akan mendapati tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat”? Aku pernah, dan setuju dengan quote-nya. Menurutku jujur menjadi poin penting dalam melayani publik. Sepahit apapun, yaelah, kejujuran lebih dihargai daripada kebohongan.

Menurut kbbi.web.id, jujur itu artinya lurus hati, tidak berbohong, (misalnya dengan berkata apa adanya). Jika memang suatu ketika kita tidak bisa memenuhi permintaan publik, ya katakan tidak bisa. 

Saat kita tidak tahu tentang satu hal, ya sampaikan kita tidak tahu. Sebagai contoh (ini pengalaman pribadi lagi ya), tiba-tiba ada seseorang teman media secara informal menanyakan kebenaran suatu informasi yang aku sama sekali tidak tahu tentang hal itu. 

Walau pun sebagai Humas harusnya tahu hampir semua informasi di instansinya, tapi saat itu aku menjawab “Wah, aku tidak tahu Mas. Belum dapat informasi apa-apa tuh.” 

Masnya jawab “Masa sih ngga tahu, Mba kan Humas harusnya update informasi dong”. Jleb loh rasanya dibilang begitu, tapi ya memang aku tidak tahu. Pada akhirnya malah aku yang minta informasi, kemudian aku teruskan informasi tersebut ke pimpinan untuk ditelusuri lebih lanjut. 

Setelah akhirnya ditemukan kebenaran atas informasi tersebut, ku kontak lagi Masnya. Pesan moralnya, kalau saja saat itu aku ‘sok tau’, bisa jadi aku tidak mendapatkan informasi dari teman media itu dan kebenaran informasinya tidak bisa ditelusuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun