Negara eropa khawatir indonesia menjadi negara fasis kedua setelah jepang dan isu ini juga menjadi bagian besar kebijakan luar negeri indonesia dengan membantah nya.
Dalam benak bangsa eropa
 "jepang kan kalah 14 agustus 1945, indonesia proklamasi 17 agustus 1945 jangan - jangan persiapan nya udah dari jauh hari pas masih mereka di jajah jepang"
"Jepang membantu pembentukan BPUPki maka indonesia sengaja di bentuk jepang
Yang di angkat jadi presiden dan wakil nya soekarno sama hatta
Kalo gitu indonesia pasti negara fasis jangan di akui"
Silogismenya seperti ini.
Pada bulan yang sama belanda datang dengan tentara sekutu NiCA karena memang ada kesepakatan sebelum nya antara van mugh dan MC arthur di tahun 1944.
Kabar baik bagi indonesia karena pada waktu itu memang sudah jenuh dalam penjajahan, semangat mereka sudah terpupuk untuk merdeka, nasionalisme timbul atas dasar penderitaan bersama. Ketika sekutu datang awal nya di sambut baik tapi pada akhir nya di sambut sinis.
Sekutu pada waktu itu berfikir orang indonesia tidak memiliki semangat nasionalisme melihat dari wilayah indonesia yang terpisah dalam bentuk pulau, suku nya berbeda beda, budaya nya berbeda beda, bahasa nya berbeda beda dan lain - lain dan ini terbantah dalam pertempuran 10 november di surabaya.
Jendral malabi tewas di surabaya padahal melihat di perang dunia saja tidak ada perwira inggris yang tewas dalam pertempuran, sedang kan di indonesia 2 jendral tewas, kurang mengerikan apa indonesia ini.
Inggris pun marah besar dan surabaya benar - benar di ultimatum bukan sekedar ancaman tapi sudah menyatakan untuk perang yang sesungguhnya, dan ini titik dimana pertempuran antara tentara sekutu VS masyarakat indonesia dengan segala kekurangan nya.
Inggris dan belanda tentu pengalaman berperang dan peralatan nya sangat mumpuni sekali untuk menghancurkan satu negara. Tank, kapal selam, kapal laut, pesawat tempur dan tentara terlatih, sedangkan indonesia dengan senjata se adanya, ada pemberian jepang kebanyakan belum tahu cara pakai nya, bambu runcing pun jadi, keris, belati, golok dan mayoritas tidak menggunakan alas kaki jangan kan rompi dan helm anti peluru.