Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid 19, Sniper dalam Kancah Pertempuran Herd Immunity

14 Mei 2020   08:32 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:17 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kondisi yang dihadapi pemerintah bagai makan buah simalakama. Jika memilih lanjut PSBB, ekonomi ambruk seambruk-ambruknya dan harus diakui tampaknya kita tidak memiliki ketahanan ekonomi dan pangan; sebaliknya jika memilih melonggarkan atau menghentikan PSBB, rakyat merasa didorong ke dalam skenario herd immunity yang brutal.

Bukan bermaksud mengesampingkan hati nurani, saya mencoba berpikir rasional. Tanpa pelonggaran PSBB, bisnis tidak bisa bergerak. Tanpa bisnis, kekuatan ekonomi tidak dapat dibangun, tanpa ekonomi tidak ada ketahanan pangan, akhirnya akan menambah kompleksitas dimensi masalah epidemi ini.

Kita harus akui bisnis harus berjalan tapi tidak boleh jadi mengorbankan masyarakat sebagai tumbal.  

Apa solusinya?

Ada cara yang bisa ditempuh pemerintah yang terkait dengan pembahasan no. 1 dan 2 di atas yaitu siapkan masyarakat untuk menyongsong kondisi herd immunity tanpa imunisasi. Sebagai gantinya memberikan edukasi luas mengenai cara perbaikan metabolisme tubuh. Memberi pencerahan kepada masyarakat hubungan antara sindrom metabolik dengan sistem kekebalan tubuh cara mengoptimalisasinya sebagaimana  diuraikan dalam buku Panduan Optimalisasi Kondisi Metabolik Untuk Mencegah Fatalitas Covid19."

Jadi penting untuk memperbaiki metabolisme ketimbang menerapkan herd immunity dengan serta merta.

Coba bayangkan sejenak peta peperangan melawan SARS-CoV 2 ini, para sniper itu bisa saja menembak kita kapan pun dan dari arah manapun, namun tembakannya tidak bisa membunuh kita, akankah kita tetap merasa takut pada ancaman mereka?

Masukkan High Risk Group ke dalam sistem monitoring dan prioritas agar dapat segera diambil tindakan yang tepat dan cepat. Edukasi masyarakat di luar High Risk Group mengenai tata cara  berinteraksi dengan anggota keluarga yang High Risk Group agar mencegah penularan jika mereka dianggap sebagai carrier.

Semoga tulisan ini bisa memberikan tambahan perspektif bagi para pembaca dalam menghadapi dinamika kondisi pandemi SARS-CoV 2.

-nela dusan
(praktisi KFLS dan bukan dokter/nakes)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun