"Lho...kok...kamu main pergi gitu aja sih." Aku tahu Fira merasa penasaran.
"Kamu nggak pengen aku pergi?" akhirnya aku kembali menghampiri dia di sofa. Tak lama kemudian Fira mulai mengerti maksudku, dia tertawa sambil berkata,
"Kamu tuh...nakal ya, kamu sengaja kan ninggalin aku di saat kamu ciumin aku seperti tadi...ih jahat deh." Fira memukuliku, dia benar-benar paham maksudku, dan dia terus mengatakan aku curang.
"Jadi...keputusannya gimana, kamu mau nggak menikah denganku? Itu baru sampelnya lho, nanti tayangan penuhnya aku kasih waktu malam pertama kita, hehe...." Aku senang sekali bisa menggoda Fira.
"Tapi caramu tadi curang tahu."
"Biar aja, mau nggak? Atau aku ambil opsi yang kedua?"
"Kamu jahat, godain aku terus."
"Oke, sekarang aku serius, aku mohon sekali agar kamu mau menikah denganku Fira."
Aku tatap matanya, memohon kesediaannya, akhirnya Fira memelukku erat sambil berkata,
"Aku mau." Dan dilanjutkan dengan bisikan ditelingaku "sebenarnya aku penasaran sama kelanjutan yang tadi." Kami sama-sama tertawa, aku tahu setelah ini aku harus bisa mengendalikan diri, suasana di sekitar kami bisa menghanyutkan kami berdua.
"Kita jalan-jalan yu' Ran, lihat-lihat lukisan di galeri sepanjang Ubud ini."