Mohon tunggu...
Neil Armstronk
Neil Armstronk Mohon Tunggu... Freelancer - astronot shubuh.

aku, seorang yang pertama kali menginjakakan kaki ke matahari di waktu shubuh, hanya untuk membeli batik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita dari Hutan 2

29 Februari 2024   19:41 Diperbarui: 29 Februari 2024   19:44 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" pohon, aku ingin berbicara kepadmu." 

" apa itu tuan? " pohon balik bertanya kepada hutan.

" sudah berapa lama kau berada di disini? "

" saya berada disini sudah ratusan tahun, tuan." sontak hutan kaget, bahwa pohon ini sudah lama berada di dalam wilyahnya dengan cuku lama. 

hutan menyadari jika dirinya memang baru - baru ini saja mengadakan patroli, apalagi setelah mendengar tujuan dari para manusia yang akan mengambil alih sebagian wilyahnya. 

" tuan, apa yang membuat tuan ada disini sekarang? pasti ada sesuatu yang membuat tuan tidak baik - baik saja." pohon kali ini bertanya pada hutan.

" beberapa hari yang lalu, aku mendengar manusia akan mengambil wilyahku secara sebagian. lalu mereka akan membangun sebuah pembanguanan besar - besaran yang di peruntukan untuk manusia itu sendiri. maka dari itu saya berfikir, apakah saya sudah tidak lagi mempunyai fungsi atau manfaatnya terhadap manusia. " ujar hutan dengan nada bicara yang sangat memilukan.

" tidak tuan, tuan justru memberikan manfaat yang sangat besar terhdap seluruh manusia, bahkan tuan tidak hanya memberikan manfaatnya kepada manusia, melainkan kepada seluruh mahluk yang ada di alam raya ini, tuan. " hutan memberikan pernyataanya untuk hutan yang sedang memikirkan dirinya.

" tetapi manusia - manusia itu sudah tidak percaya lagi kepada ku, pohon. " 

" tidak tuan, sebanarnya manuisa- manusia itu yang egois, mereka yang tidak berterimakasih kepada tuan. apakah manusia lupa, dari mana sumber mata air yang menjadi kehidupan manuisa selama ini jika tidak ada tuan. " pohon meninggika nada bicaranya kali ini, ia sungguh geram mendengar cerita dari hutan kepada pohon.

" bukankah itu yang menjadi tugasmu pohon? " tanya hutan pada pohon lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun