Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rapid Tes Gagal Global

30 Maret 2020   18:11 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:12 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut ahli kesehatan di salah satu daerah di Ceko, Moravian-Silesian, mereka akan terus bergantung pada pengujian di laboratorium demi menjamin keakuratan. Saat ini mereka menangani sekitar 900 sampel per harinya.

Sumber : TaiwanNews [80% of coronavirus test kits 'gifted' to Czechs by China faulty]

Kegagalan rapid test buatan China itu pula agaknya yang menyebabkan Amerika Serikat lebih memilih memesan alat tes dari Korea Selatan. Apalagi negeri ginseng itu telah berhasil mengembangkan alat tes berdasarkan teknologi PCR. AS yang saat ini mengalami kasus Covid-19 tertinggi di dunia menyebabkan Presiden Donald Trump menghubungi Presiden Korsel Moon Jae-In untuk mengirimkan peralatan tes Covid-19 ke negeri Paman Sam tersebut. Saat ini, Korsel mampu melakukan 20.000 tes Covid-19 per harinya dan telah diakui berhasil memperlambat penyebaran virus corona.

Sumber : FoxNews [Coronavirus testing kits to be provided by South Korea after Trump call]

Beberapa negara pun memilih untuk mengembangkan tes massal berdasarkan PCR dibandingkan rapid test China yang hanya mendeteksi ada atau tidaknya antibodi. Seperti UK yang kini tengah mengembangkan mesin Rapid portable RT-PCR yang dapat mendeteksi virus dalam waktu dua jam, Prancis lewat perusahaan BioMrieux yang telah mengembangkan tes PCR secara real-time untuk Covid-19 dan telah diakui FDA AS, dan kerja sama Senegal-UK  yang tengah mengembangkan alat tes dengan cepat dan mampu mendeteksi virus corona hanya dalam 10 menit.

Oleh karena itu, ada baiknya pendeteksian virus tetap difokuskan pada pemeriksaan di laboratorium menggunakan PCR atau mungkin menggunakan alat tes berdasarkan PCR yang digunakan Korsel dan beberapa negara lain yang sedang mengembangkannya.

Berdasarkan paparan tersebut apakah pemerintah masih ingin memaksa mengimpor Rapid Test Kit dari China yang sudah sangat jelas tidak akan efektif dalam mendeteksi Covid-19? Memang harga tes Covid-19 berdasarkan PCR lebih mahal dibandingkan rapid test dari China. Namun harus digarisbawahi Tes Kit PCR mampu mendeteksi virus corona pada pasien tanpa gejala.

Apabila RI tetap ingin memaksakan menggunakan rapid test dari China, maka akan timbul pertanyaan. Apakah pemerintah memutuskan beli Rapid Test yang tak berguna dari China, lebih karena harga murahnya atau karena persahabatan erat dengan China?

Buat rakyat kok coba-coba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun