Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rapid Tes Gagal Global

30 Maret 2020   18:11 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:12 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : Kumparan [Membandingkan Penerapan Rapid Test Corona di Berbagai Negara]

Sumber : Aljazeera [Why is Italy's coronavirus fatality rate so high?]

Tes massal tidak sebaiknya dilakukan kata Profesor Penyakit Menular dari Universitas Milan, Massimo Galli. Menurutnya tes massal pada mereka yang tidak menunjukkan gejala hanya akan sia-sia. Seseorang yang hasil Covid-19 nya hari ini negatif, esok harinya dapat berubah.

Massimo Galli juga mengungkapkan, angka yang terkonfirmasi saat ini tidak mewakili seluruh populasi yang terinfeksi. Dia menjelaskan, ketika situasi darurat memburuk dengan cepat selama sebulan terakhir, Italia memfokuskan pengujiannya hanya pada orang-orang yang menunjukkan gejala parah.

Sumber : The Guardian [Scientists say mass tests in Italian town have halted Covid-19 there]

Sumber : Kompas [Mengapa Angka Kematian di Italia akibat Corona Tertinggi di Dunia?]

Tak hanya Italia, beberapa negara lain turut menyangsikan keefektifan tes masal, khususnya Rapid Test Kit. Tengok saja Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyarankan warganya untuk tidak menggunakan Rapid Test Kit yang beredar di pasaran karena alat itu hanya mendeteksi antibodi dalam tubuh. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah pada 24 Maret 2020. Ia tidak menyarankan warga Malaysia menggunakan Rapid Test Kit tanpa berkonsultasi dengan pihak medis, karena dapat menyebabkan salah penafsiran dan kekhawatiran di masyarakat.

Ia mengatakan metode Real-Time Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (rPT-PCR) telah terbukti efektif mendeteksi keberadaan virus corona dalam tubuh. Tes Covid-19 yang positif menggunakan rPT-PCR menandakan seseorang telah terinfeksi virus tersebut.

Sumber : Tirto [Malaysia Nilai Rapid Test Kit Tidak Efektif Deteksi Corona]

Lantas bagaimana dengan negara yang telah membeli dan menggunakan Rapid Test Kit dari China? Ternyata hasilnya mengecewakan.

Pada 18 Maret 2020, Pemerintah Ceko telah membeli 150.000 Rapid Test Kit dari China seharga 14 juta crown atau sekitar US$ 546.000. Namun dalam pengaplikasiannya, tenaga medis Ceko mengeluhkan kecacatan alat tersebut. Sebab tingkat eror dari Rapid Test Kit China mencapai angka 80 %. Rapid test kit di Ceko menunjukkan hasil positif palsu dan negatif palsu. Diketahuinya hasil tersebut setelah pihak medis di Ceko menguji coba alat tersebut dengan cara membandingkannya dengan hasil tes di laboratorium yang telah dilakukan. Rapid test kit hanya dapat digunakan bagi pasien corona di akhir masa karantina. Itu pun harus diuji coba lagi dengan tes yang lain untuk menjamin keakuratannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun