Setelahnya Zyva berlalu melanjutkan langkahnya. Ia cukup lelah untuk hari ini, rasanya ia ingin segera mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sesampai di condominiumnya. Biarkan nanti ia memikirkan apa yang harus dilakukan untuk membuat Adeeva jera. Setidaknya untuk saat ini ia sudah puas melihat Adeeva yang biasanya selalu membuat jengkel lawan bicaranya, kini ia menghadapi situasi yang berkebalikan.
Beberapa minggu kemudian terdengar desas-desus pasangan fenomenal. Tentu saja isu ini tak luput dari pendengaran Adeeva. Ia langsung mengecek handphonenya saat sebuah notifikasi pesan masuk. Dari nomor tak dikenal, dan sebuah pesan gambar. Setelahnya ia langsung mencari Zyva untuk menuntut penjelasan.
"Zyva. Jelaskan apa ini!" sungut Adeeva sambil menampilkan layar handphonenya, terlihat jelas sebuah foto yang sedang ramai diperbincangkan.
"Apa lagi? Tentu saja itu foto dua orang berkencan" jawab acuh Zyva tak peduli.
"Aku juga tahu sial! Tapi apa-apaan kau berkencan dengan Garenka?!" teriak emosi Adeeva.
"Oh apakah kau kini marah? Bukankah selama ini kau hanya bermain-main dengan semua lelaki disini? Waah Adeeva kita ini sudah menemukan pujaan hatinya yaa. Sungguh mengejutkan, tetapi aku cukup terkesan"
"Sialan kau!" geram Adeeva.
Dengan cekatan Zyva menahan tangan itu yang hendak mengenai pipinya. Jangan pikir Zyva wanita lemah yang diam saja saat akan disakiti. Mereka itu setara, bahkan jika Adeeva anak pejabat sekalipun ia tak takut untuk melawannya kembali. Jika Adeeva menyakitinya secara fisik maka ia pun bisa bertindak sedemikian rupa. Sama seperti sakit hati dibalas dengan sakit hati, sepadan bukan?
"Dengar Adeeva, tak bisakah kau sadar atas perlakuanmu? Tak bisakah kau buka matamu untuk melihat sekelilingmu yang tersakiti karena ulahmu? Jika orang lain akan diam saja saat diperlakukan begitu, tidak denganku. Aku sudah jengah! Bahkan kuyakin kau tak ingat dengan Bilan."
"Bi-bilan?"
"Wanita yang kau rebut tunangannya. Apa kau tahu kondisinya setelah itu?! Apa kau tahu akibat perbuatanmu saat itu?!" teriak Zyva melampiaskan amarahnya.