Mohon tunggu...
Nedwin Lembar Hermavian
Nedwin Lembar Hermavian Mohon Tunggu... Musisi - Penulis lepas

Nedwin LH adalah seorang penulis lepas dan pemerhati sosial yang hobi bermain musik dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di Sidoarjo. Pemikiran dan opininya dapat anda simak di kanal youtube resminya; https://www.youtube.com/@Nedwin. Untuk berbagai keperluan, anda dapat menghubunginya melalui email; guitaronsky@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Music

Apresiasi Jazz, Mulai Dari Mana?

10 Januari 2024   16:48 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kuatnya pengaruh jazz kala itu, maka bermunculan pula musisi baru yang mengusung jazz fusion dan jazz kontemporer sebagai bentuk pengembangan genre ini karena ada pengaruh dari genre lain seperti rock dan blues yang juga kuat eksistensinya di masa itu. Jazz fusion adalah campuran beberapa unsur musik dari genre funk, rock, dan jazz sehingga membentuk suara dan nuansa baru.

Beberapa nama yang cukup populer dan dianggap sangat berpengaruh di genre jazz fusion adalah keyboardist Chick Corea, duo saxophonist Brecker Brothers, keyboardist Herbie Hancock, trumpeter Wynton Marsalis, composer Antonio Carlos Jobim, gitaris Ted Greene, pianis Tania Maria, gitaris Frank Zappa, gitaris Allan Holdsworth, atau bassist Jaco Pastorius di sekitar 1970-an hingga 1980-an. 

Masih di era yang sama ada juga band-band kenamaan seperti Pat Metheny Group, Mahavishnu Orchestra, Weather Report, Level 42, dan Yellowjackets yang juga banyak membawa corak baru di dunia jazz. Bisa dibilang dari band-band tersebutlah muncul demam jazz yang kemudian melahirkan beberapa group band bergenre jazz di Asia seperti High Flying dan Casiopea di Jepang, atau Karimata, Krakatau, & Halmahera di Indonesia.

Ketika industri musik semakin berkembang dengan didukung media massa yang kuat, jazz kemudian tumbuh menjadi sebuah genre yang open terhadap pengaruh musik lain, baik itu yang latin, R&B, pop, soul, maupun elektro-pop. Kemunculan musisi jenius seperti Stevie Wonder misalnya, tentu sangat mempengaruhi dinamika dan corak musik industri kala itu.  Banyak lagu-lagunya yang sangat jazzable dan dimainkan hampir seluruh musisi di dunia bahkan hingga sekarang. Lagu seperti Superstition, Overjoyed, atau Isn't She Lovely sangat sering dijadikan lagu jamming saat para musisi berkumpul. Ini menunjukkan betapa nyaman lagu-lagu Stevie Wonder ketika dibawakan dengan genre yang berbeda. Stevie sendiri besar di label pop, namun kepiawaiannya bermain keyboard dan membuat komposisi banyak diakui musisi besar seperti Chick Corea, Herbie Hancock, Quincy Jones, hingga David Foster.

Penyanyi lain yang sempat menjadi sensasi di masanya adalah Frank Sinatra yang kerap memanjakan telinga para fans dengan suara merdunya di lagu-lagu indah seperti My Way, New York New York, dan tentu saja I've Got You Under My Skin yang banyak dianggap sebagai "The greatest swinging love song ever made" oleh banyak kritikus dan pengamat musik. 

Pencipta lagunya sendiri; Jimmy Webb, pernah berkata, "Frank nampaknya telah berhasil membentuk ulang gaya iringan sebuah big band (baca: pengiring musik jazz) bagaikan roket yang lepas landas. Saya bisa melihat itu dari wajahnya ketika band mulai bermain mengiringi lagu I've Got You Under My Skin. Dia seperti tengah berada di dimensi lain." Terlebih lagi, Milt Bernhardt, seorang trombonist, mengisi solo di lagu itu dengan sangat mengesankan. Walaupun mungkin setelah era tersebut kita melihat banyak bakat lain seperti Tony Bennet atau Michael Buble, namun kharisma yang dimiliki seorang Frank Sinatra tak akan tergantikan. 

Musisi dengan instrumen gitar juga ternyata banyak yang dianggap berpengaruh dan masih aktif hingga hari ini. Sebut saja nama-nama tenar seperti John Scofield, Robben Ford, atau Tommy Emanuel. Skill dan prestasi mereka bisa dibilang "tiada duanya". Bahkan di usia mereka yang sudah senja masih menyempatkan hadir di acara-acara komunitas gitar. 

Di era 1990-an hadir sebuah genre baru yang disebut urban jazz yang menggabungkan unsur pop dan soul dengan beberapa pionirnya seperti Dave Koz, Brian Culbertson, Lee Ritenour, dan Peter White. Dari sinilah kemudian genre jazz menjadi lebih dekat dengan budaya pop dan memiliki lebih banyak lagi fans di berbagai belahan dunia. 

Jazz sebagai sebuah genre memang bersifat open dan identik dengan improvisasi. Inilah yang membuat dia sangat playable ketika dipadukan dengan genre manapun. Maka tidak salah tentunya ketika sekarang kita disuguhkan dengan banyaknya talenta-talenta muda yang memiliki karya dan kualitas permainan yang sangat baik dimana setidaknya, mereka mengaku terinspirasi oleh kejayaan era jazz di masa lalu. 

Hal ini didukung dengan banyaknya promotor yang membuat konser-konser jazz reguler baik itu yang for-profit maupun yang non-profit. Di Italia ada Eddie Lang Jazz Festival, di Florida, USA, ada The Clearwater Jazz Holiday, sementara di Kanada ada The Montreal International Jazz Festival, lalu di Swiss ada The Montreux Jazz Festival, di Belanda ada North Sea Jazz Festival, di Jepang ada Tokyo Jazz Fest, di Korea ada Seoul Jazz Fest, sementara di Indonesia tentu saja ada Java Jazz Festival.

Dari event-event tersebut maka muncullah beberapa talent baru di belantika music jazz dunia yang sudah sering kita dengar hingga hari ini. Misalnya penyanyi dan bassist Esperanza Spalding yang diawal karirnya langsung menyabet 5 Grammy Awards, beberapa penghargaan lain di Boston, termasuk gelar doktor honoris causa dari almamaternya; Berklee College of Music. Nama lain misalnya Julian Lage yang bermain gitar dengan komposisi rumit lintas genre seperti waltz, salsa, country, bluegrass, hingga fusion.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun