Mereka yang datang ke Kedasih membawa tahu, tempe, terasi, ikan segar, ikan kering, dan daging ayam. Barang-barang tersebut dibarter dengan sayur mayur atau jagung (giling atau kering) yang dihasilkan di Desa Kedasih. Tidak ada pakem-pakem khusus dalam transaksi barter ini, jika sama-sama saling menghendaki maka terjadilah transaksi.
Empat tahun berlalu, lama tidak melihat wajah Desa Kedasih dengan masyarakat Tenggernya. Semoga semakin baik dan maju!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H