Mohon tunggu...
Ndik
Ndik Mohon Tunggu... -

simple..!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merah di Aku, Merah di Kamu, Sehat di Hatiku

29 September 2016   21:59 Diperbarui: 30 September 2016   08:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ah, itu tidak benar... NO!!!!

Yang ada adalah "Aura Sehat" hingga dia bisa bilang bahwa Anak dan Istrinya sedang berada di rumah orang tuanya. Tak ada masalah berarti hingga dia berpisah dengan istrinya. Hanya masalah kecil, masalah keluarga yang biasa terjadi karena adanya perbedaan pendapat sehingga dia harus tinggal sendirian di kamar kost. Tanpa ada orang yang membantunya jika dia sakit. Tanpa ada yang memasakkan sesuatu jika dia lapar.

Lalu...

Akupun begitu...
Kenapa aku harus kasihan sama dia...?!

Bahkan untuk tidur pun aku hanya ditemani "seonggok guling mati", tak ada yang bisa diajak kompromi. Masalah pekerjaan, masalah keuangan, dan segala macam masalah kehidupan lain yang semakin berat aku jalani. Tapi aku berani tuk mengambil keputusan, bahwa untuk sekarang memang belum dibutuhkan. Karena keadaan dan karena dia yang meninggalkanku begitu saja. Masih untung ada semangat tuk melanjutkan hidup walau itu terasa berat...

Sengaja kerikan aku buat agak rapat. Dan tubuh kurus itu sekarang berwarna seperti daging cincang bakar dengan kepala berambut kriwil merah ciri khasnya.

Akhirnya dia mendingan. Tak ada yang menyangka bahwa malam itu aku berhasil menolong orang. Bagaimana kalau ternyata masuk angin yang di derita makin parah? 

Banyak yang meninggal karena masuk angin kasep. Banyak pula yang masuk rumah sakit dan harus di opname beberapa hari karena masuk anginnya justru mengakibatkan penyakit lain seperti Typus, Demam, Radang, dll..

Dan ternyata akupun mengalami hal yang sama. Malam itu memang udara sangat dingin..
Kuberanikan diri tuk mengetuk kamarnya walau dia ku tahu sedang merebahkan badannya guna meredakan masuk angin yang di derita. Tapi apa daya, aku juga sudah gak kuat lagi. 

Aku masuk angin!

Apa aku ketularan? Setahuku masuk angin tidak menular? Entahlah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun