/1/
Tak seperti hari biasanya
aku mendengar gaduh lebih nyaring
dari suara tepukan tangan
di bawah-bawah panggung:
menyentak gendang telinga
yang seringkali berdiam diri
saat bedug merelakan dirinya dipukuli.
/2/
Segera kucari-cari
bunyi yang kian lantang itu
ke setiap jalan di belakangku.
/3/
Aku tak menemukan apa-apa
sebab mungkin Ia ada
di dalam dadaku yang sibuk
memeluk dirinya sendiri.
Depok, 2012
----------------------------------------
*Catatan: catatan ini hanya untuk memenuhi syarat minimal 70 kata dalam setiap tulisan supaya bisa ditayangkan. Puisi bukanlah teks yang bisa dibatasi, seperti udara yang tak semestinya dipagari. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H