"Tapi ingat, kami selalu buka. Di antara 'sudahlah' dan 'coba waktu itu', kamu akan selalu menemukan kami. Toko Seandainya - karena setiap pilihan yang tidak diambil layak diabadikan."
Aku melangkah keluar - atau mungkin terbangun, aku tidak yakin. Yang kutahu, ponselku ada di tangan, dan aku sedang mengetik pesan:
"Pak, gimana kabar Bapak di Surga, Kangen. Maafin ya Pak sampai nggak sempat ngajak mancing ! "
[End]
PS: Toko Seandainya menerima pembayaran dalam bentuk waktu, memori, dan keberanian untuk memulai lagi. Karena terkadang, harga termahal dari sebuah 'seandainya' adalah tidak pernah mencoba sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H