Mohon tunggu...
Sri Sundariningsih
Sri Sundariningsih Mohon Tunggu... -

belajar dari kehidupan yang lalu dan menjalani kehidupan saat ini dan berharap kehidupan nanti menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serpihan Intan yang Terluka

18 Februari 2015   20:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intan lalu naik dan Kevin langsung tancap gas, Mereka tak langsung pulang ke rumah tapi mereka pergi ke restoran.

``Kenapa kita kesini?`` tanya Intan bingung,

``Kita akan makan dulu, baru pulang ke rumahmu.`` Jawab Kevin.

``Tapi aku tak lapar`` jawab Intan jujur

``Baiklah kita jalan-jalan keliling kota bagaimana?`` saran Kevin

``O.K.`` Jawab Intan senang.

Mereka langsung tancap gas, mereka berkeliling kota. Setelah terasa lelah mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman. Intan dan Kevin duduk di tepi danau taman mereka bercerita tentang kehidupan masing-masing.

``Dulu saat aku kecil, aku tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Ibuku bercerai dengan ayahku dan aku harus hidup dengan Ayahku sampai saat ini. Bagaimana denganmu?`` Tutur Kevin, matanya meneteskan air mata.

``Aku bukanlah aku, aku tak mempunyai keduanya. Ayah dan Ibuku meninggal dua tahun yang lalu, dan aku memiliki satu kakak tapi dia juga...`` kata Intan tak bisa bicara tenggorokannya tercekat

``me...meninggal`` Ucapnya gagap tak bisa bicara air matanya mengalir deras

Kevin memeluk Intan dan mengelus puncak kepalanya, Kevin mengerti apa yang tengah dirasakan Intan. Dia berkata ``Jika kau tidak punya kenangan, kau tidak bisa bersama mereka dalam hatimu. Tapi jika kau punya kenangan, meskipun yang kau miliki hanyalah kenangan, kau masih bisa bersama mereka selamanya.``.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun