Mohon tunggu...
Sri Sundariningsih
Sri Sundariningsih Mohon Tunggu... -

belajar dari kehidupan yang lalu dan menjalani kehidupan saat ini dan berharap kehidupan nanti menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serpihan Intan yang Terluka

18 Februari 2015   20:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

``Waktu enggan berlalu saat semua cerita tentang apa yang dirasakan, kini hanya tinggal serpihan``.

Mungkin kata itu adalah kalimatyang cocok bagi Intan. Saat itu adalah waktu yang sangat berarti bagi Intan. Semua yang ada pada dirinya kini hanyalah palsu, hanya sandiwara yang tak tau sampai kapan akan berakhir.

Sudah hampir dua tahun Intan dalam keterpurukan yang sangat parah, dan itu membuat dia tak bersekolah karena tak bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya. Mimpi yang pernah ia impikan kini terhapus oleh angin yang berhembus.

Dua tahun yang lalu, kedua orang tua Intan meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang. Saat itu mereka hendak pergi ke Amerika untuk melihat Intan yang akan lulus dari SMA. Mungkin sudah kehendak Tuhan mereka meninggal dan tak ditemukan. Selang dua minggu kakak Intan juga meninggal karena tertabrak kereta saat melewati rel kereta. Dua kejadian yang menimpa Intan dalam satu bulan itu membuatnya syok dan tak kuat untuk memikulnya sendiri.

Sekarang dia tinggal bersama Pamannya yang ada di Indonesia, pamannya menginginkan Intan bersekolah tapi dia tak mau. Saat dibujuk untuk bersekolah dia hanya menjawab``Untuk apa saya bersekolah, orang tua saya sudah meninggal untuk apa? Tak ada yang membanggakan SAYA! UNTUK APA?``. Jawabnya dingin dan hanya tersenyum pahit. Pamannya hanya membiarkan apa yang Intan inginkan, hingga akhirnya Pamannya berhasil membujuk Intan untuk bersekolah kembali walaupun hanya terpaksa.

Hari ini adalah hari pertama Intan masuk kuliah dia diterima di Universitas Indonesia dia masuk di jurusan kedokteran. Dia diantar oleh supir pribadi pamannya, karena masih malas untuk pergi ke kampus jadi Intan agak terlambat dan juga mereka terjebak kemacetan yang lumayan parah. 45 menit kemudian Intan sudah sampai di kampus, saat dia turun dari mobil banyak orang-orang yang membicarakannya. Intan hanya menoleh sebentar lalu berjalan memasuki kampus barunya. Saat berjalan banyak yang takjub dengan Intan bukan karena dia orang baru disitu tetapi mereka terpesona karena kecantikan Intan yang luar biasa.

Intan kebingungan untuk mencari ruang jurusan kedokteran, jadi dia bertanya kepada salah satu wanita yang sedang membaca pengumuman.

``Permisi, boleh saya bertanya dimana letak ruang jurusan kedokteran?`` tanya Intan.

``Oh, tentu saya juga jurusan kedokteran. Bagaimana kita jalan bersama?.`` Jawab wanita itu.

``Baiklah`` ucap Intan

Intan mengikuti wanita itu, dalam perjalanan ke ruang jurusan kedokteran mereka hanya saling diam. Wanita itu mulai bertanya kepada Intan,

``Oh, ya siapa namamu?, namaku Dina``. Tanya Dina

``Namaku Intan`` jawab intan.

``Oh, apakah kamu anak baru disini`` tanya Dina.

`` Iya``. Kemudian mereka diam seperti semula

Tak butuh waktu yang lama mereka sampai di kelas, Dina menawarkan diri untuk duduk bersama. Intan hanya mengangguk tanda setuju. Tak lama kemudian dosen mereka datang. Dan memperkenalkan Intan kepada yang lainnya.

``Mahasiswa dan mahasiswi kalian mendapatkan teman baru, jadi kalian harus menghormatinya.``Ucap dosen

``Baiklah, Intan maju kesini!`` Perintahnya dan di laksanakan Intan

``Intan perkenalkan dirimu`` Perintah sang dosen

``Perkenalkan nama saya Intan Helena, umur saya 19 tahun, saya tinggal dengan paman saya di perumahan Blok M.`` Tutur Intan

``Terimakasih anda telah memperkenalkan diri anda, silahkan duduk kembali.``

Intan lalu duduk kembali ke kursinya, kemudian dosennya mulai memberikan materi-materi tentang bidang kedokteran. Waktunya pulang Intan dan Dina pulang bersama, rumah mereka satu jalur. Saat mereka berjalan melewati parkiran seorang laki-laki berlari mendekati Dina dan Intan. Mereka menghentikan langkahnya, Dina menyapa laki-laki itu

``Hai, Vin?`` sapa Dina.

``Hai juga`` jawab laki-laki itu yang bernama Kevin.

Kevin menawarkan tumpangan kepada Dina dan Intan tapi mereka tak menerima karena mereka akan mampir ke toko buku sebentar. Kevin mengerti dan dia akan pulang duluan. `` Aku pulang duluan ya?`` kata Kevin. ``Ya, bye`` Jawab Dina, Kevin hanya mengangguk sambil memakai helm dan langsung tancap gas.

Dina dan Intan setelah dari toko buku mereka  berpisah di pertigaan jalan dekat rumah Intan. ``Bye Din`` kata Intan. ``Bye``. Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah masing-masing.

Sampai dirumah tanpa mengucapkan apa-apa, Intan langsung ke kamarnya, dia lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Dia memejamkan matanya, tanpa terasa air matanya mulai keluar. Entah apa yang kini ia rasakan tercurah semua dan mengalir membasahi pipinya. Memang selama ini tak ada tempat untuk mencurahkan isi hatinya, hanya ia pendam dan menanggungnya sendiri. Dia bangkit dan berjalan menuju meja rias, dia mengambil sebuah kotak berwarna hitam yang berada di samping meja. Dia mengeluarkan beberapa lembar foto yang tersimpan di dalamnya. Dia mengambil foto yang bergambar dia dan keluarganya. Dia mengelus foto itu dengan penuh perasaan yang sangat dalam. Dia memeluk foto itu dan mulai terlelap.

****

Sang surya menampakan sinarnya, cahaya yang ia pancarkan mencoba masuk melalui celah-celah jendela. Intan mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menormalkan pandangannya. Dia heran kenapa dia ada di kasur padahal dia ada di lantai tadi malam, tapi bukan jadi masalah bagi Intan paling-paling pamannya yang memindahkannya ke kasur tadi malam.Dia mencoba mencari Hp nya, setelah ia mendapatkannya dia mengecek kotak masuk apakah ada yang sms. Ternyata benar tapi sms itu tidak ada nama pengirimnya, dia tak peduli dia kemudian beranjak ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian dia telah siap untuk berangkat kuliah tapi sebelum itu dia sarapan dahulu. Mbok Inah sudah menyiapkan sarapan, dia hafal dan tahu persis makanan kesukaan Intan. Pagi ini Mbok Inah menyiapkan nasi goreng kesukaan Intan, Intan lalu duduk dan langsung melahap nasi goreng itu hingga habis kemudian minum segelas air putih. Dia lalu bergegas ke kampus, setelah sampai di kampus dia lalu menuju kelasnya . Ternyata hari ini tidak ada kelas karena dosennya sedang sakit, dia lalu berjalan pulang.

Baru keluar dari gerbang kampus, bunyi klakson motor terdengar Intan menoleh dan dilihatnya laki-laki yang menawari dirinya dan Dina untuk menumpang di mobilnya.

``Hai, apakah kau mau ku antarkan pulang?`` tawar Kevin.

``Hem, boleh`` jawab Intan.``Naiklah``suruh Kevin

Intan lalu naik dan Kevin langsung tancap gas, Mereka tak langsung pulang ke rumah tapi mereka pergi ke restoran.

``Kenapa kita kesini?`` tanya Intan bingung,

``Kita akan makan dulu, baru pulang ke rumahmu.`` Jawab Kevin.

``Tapi aku tak lapar`` jawab Intan jujur

``Baiklah kita jalan-jalan keliling kota bagaimana?`` saran Kevin

``O.K.`` Jawab Intan senang.

Mereka langsung tancap gas, mereka berkeliling kota. Setelah terasa lelah mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman. Intan dan Kevin duduk di tepi danau taman mereka bercerita tentang kehidupan masing-masing.

``Dulu saat aku kecil, aku tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Ibuku bercerai dengan ayahku dan aku harus hidup dengan Ayahku sampai saat ini. Bagaimana denganmu?`` Tutur Kevin, matanya meneteskan air mata.

``Aku bukanlah aku, aku tak mempunyai keduanya. Ayah dan Ibuku meninggal dua tahun yang lalu, dan aku memiliki satu kakak tapi dia juga...`` kata Intan tak bisa bicara tenggorokannya tercekat

``me...meninggal`` Ucapnya gagap tak bisa bicara air matanya mengalir deras

Kevin memeluk Intan dan mengelus puncak kepalanya, Kevin mengerti apa yang tengah dirasakan Intan. Dia berkata ``Jika kau tidak punya kenangan, kau tidak bisa bersama mereka dalam hatimu. Tapi jika kau punya kenangan, meskipun yang kau miliki hanyalah kenangan, kau masih bisa bersama mereka selamanya.``.

Kevin berkata dalam hatinyam ``Memang sulit untuk melupakan orang yang sangat dicintai, tapi itulah kenyataannya``. ``Menangislah aku akan menjadi tempatmu menangis.`` Kata Kevin tulus. Intan mencurahkan semua yang ada di pikirannya dengan menangis sekencang-kencangnya.

Setelah tangisan Intan mereda, Kevin lalu mengajak pulang Intan. `` Tan kita pulang yuk udah malem, nanti paman mu nyariin.`` ajak Kevin. Intan hanya menurut, dia lalu menuju tempat dimana motor Kevin diparkir. Kevin lalu mengantarkan Intan pulang.

****

Sudah dua bulan sejak itu Kevin dan Intan terlihat bersama, seperti sore ini setelah mereka berjalan-jalan. Kevin mengantarkan Intan pulang tapi tidak sampai rumah Intan tapi hanya sampai seberang jalan menuju rumahnya. Kevin tidak bisa karena dia harus mengantarkan adiknya yang sakit kerumah sakit saat ini juga.

``Duh, tan aku gak bisa nganterin sampai rumah kamu. Adikku sakit.`` Jelas Kevin.

``Iya, gak apa-apa kok.`` jawab Intan.

``Makasih ya tan kamu dah ngertiin aku``tambah Kevin. Intan hanya tersenyum dan Kevin langsung pergi.

Saat Intan akan menyebrang ada mobil yang sedang berjalan dengan kencang. Intan tak mengetahuinya akhirnya dia tertabrak mobil. Pelipis, hidung, dan telinga mengeluarkan darah. Tak berapa lama ambulance datang, Tubuh Intan yang lemas dan tak sadarkan diri di tandu lalu di masukan ke dalam ambulance. Sampai di rumah sakit suster dan dokter lalu membawa Intan ke ruang gawat darurat.

Di samping itu Paman Intan yang mendengar keponakannya tertabrak mobil dan kritis segera pergi ke rumah sakit. Kembali ke rumah sakit Intan sedang menjalani pemeriksaan dan di pasang alat-alat untuk menyelamatkan nyawanya. Paman Intan akhirnya sampai di rumah sakit, beliau lalu berlari menuju ruang gawat darurat. Di sana dia melihat keponakannya yang tak berdaya, tak berapa lama datanglah Dina bersama Kevin. Kevin lalu bertanya keadaan Intan kepada Pak Herdi.``Om bagaimana keadaan Intan?, dia baik-baik saja kan?`` tanya Kevin cemas. ``Saya belum mengetahui persis keadaannya, kita doakan saja agar dia baik-baik saja.`` jawab Pak Herdi.

Satu jam kemudian dokter yang menangani Intan keluar, wajahnya ada semburat kekecewaan. Pak Herdi, Kevin, dan Dina langsung bertanya tentang keadaan Intan.

``Dok, bagaimana keadaan keponakan saya?``. Tanya Pak Herdi. Dokter sebelum berbicara menghela nafas,

``Maaf pak, kami telah berusaha tapi inilah kehendak tuhan. Keponakan bapak meninggal, akibat pendarahan yang parah di bagian kepala. Di duga karena terbentur mobil. Sekali lagi kami minta maaf.`` Ucap dokter panjang lebar.

Kevin dan Dina menangis tak menduga hingga akhirnya menjadi seperti ini.``Oh, ya ini ada sebuah kertas yang saya temukan di baju keponakan bapak.`` menyerahkan selembar kertas lalu pergi.

Pak Herdi lalu membacanya, dia tak jadi membaca karena surat itu untuk Kevin. Pak Herdi lalu menyerahkan kertas itu kepada Kevin. Kevin menerimanya dan membacanya

TO    : Kevin

From   : Intan

Makasih Vin kamu yang udah buat hari-hariku lebih indah dan berarti. Jika suatu saat nanti aku meninggal, aku akan selalu mengingatmu walaupun aku hanya bayang-bayangmu . AKU CINTA KEVIN.

Kevin langsung masuk keruangan yang ada di depannya dia langsung membuka kain penutup mayat Intan dia kemudian berkata.

``Engkau adalah Intan permataku, hanya engkau yang selalu aku cinta. Air mata yang pernah engkau teteskan akan ku simpan di bongkahaan intan yang gemerlap. Dan semua cerita yang engkau alami akan ku tulis dengan rapi di hati ini. Karena engkaulah SERPIHAN INTANKU``

** **

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun