Mohon tunggu...
nazwafebriyanaputri
nazwafebriyanaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas bhayangkara

saya adalah mahasiswa bhayangkara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menganalisis Dampak Kampanye Calon Pilkada Tri Adhianto - Abdul harris bobihoe di Masyarakat Bekasi memalui Media Instagram

15 Januari 2025   11:57 Diperbarui: 15 Januari 2025   11:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: radarbekasi.id)

Salah satu aspek yang menarik untuk dipelajari adalah bagaimana kampanye ini berdampak pada pandangan masyarakat Bekasi. Dampak sementara ini mencakup perubahan persepsi publik tentang kepercayaan mereka pada paslon, kemungkinan kemenangan, dan dampak dari program unggulan. Sangat penting untuk menghitung dampak kampanye sementara karena dapat menunjukkan seberapa efektif strategi kampanye paslon dan seberapa banyak dukungan yang mungkin mereka peroleh di hari pemilihan. Survei opini publik, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan melacak reaksi orang di media sosial adalah beberapa cara untuk mengukur dampak ini. Menurut Firmanzah (2017), keberhasilan kampanye politik sering kali bergantung pada kemampuan calon dalam memahami kebutuhan masyarakat dan meresponnya dengan program yang relevan. Oleh karena itu, melihat bagaimana masyarakat merespon kampanye Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe dapat menunjukkan apakah paslon tersebut berhasil memenuhi aspirasi masyarakat. Selain itu, tim kampanye dan figur publik yang mendukung dapat mempengaruhi efek sementara ini, karena keterlibatan mereka dapat meningkatkan kredibilitas paslon dan memperkuat keyakinan pemilih terhadap kemampuan calon untuk mencapai tujuan mereka.

Di Kota Bekasi, sejumlah isu strategis menjadi perhatian utama masyarakat, seperti perbaikan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penyediaan lapangan kerja. Masyarakat Bekasi secara khusus membutuhkan perhatian pada masalah infrastruktur jalan, fasilitas umum, serta sistem transportasi publik yang memadai untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup. Isu-isu seperti ini penting bagi banyak warga, karena secara langsung memengaruhi keseharian mereka dan kualitas lingkungan tempat tinggal. Selain infrastruktur, sektor pelayanan kesehatan juga menjadi sorotan. Banyak masyarakat yang menginginkan akses yang lebih mudah, terjangkau, dan berkualitas untuk layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pelayanan kesehatan yang baik dan merata dianggap sebagai fondasi yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga janji perbaikan di sektor ini menjadi salah satu daya tarik bagi calon pemimpin daerah.

Di bidang pendidikan, masyarakat mengharapkan adanya peningkatan kualitas pendidikan formal dan informal, serta akses yang merata bagi semua kalangan. Peningkatan ini mencakup fasilitas sekolah, pengembangan kurikulum, dan upaya untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia kerja modern. Selain itu, lapangan kerja yang memadai dan kesempatan peningkatan keterampilan bagi masyarakat muda juga menjadi fokus utama. Ketersediaan pekerjaan yang layak dan pelatihan keterampilan yang relevan akan membantu meningkatkan ekonomi lokal dan mengurangi angka pengangguran.

Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe, dalam kampanye mereka, merespons isu-isu ini dengan berbagai janji perbaikan yang diharapkan mampu memberikan solusi konkret. Melalui pendekatan yang mencakup perbaikan fasilitas umum, penyediaan layanan kesehatan yang lebih terjangkau, peningkatan kualitas pendidikan, dan penyediaan peluang kerja, pasangan ini berusaha menarik simpati warga Bekasi. Respon positif masyarakat terhadap program-program yang ditawarkan ini dapat dilihat sebagai indikasi dampak sementara kampanye terhadap popularitas dan kredibilitas pasangan calon tersebut di mata publik. Tingginya dukungan juga mencerminkan relevansi program mereka dengan kebutuhan nyata masyarakat Bekasi, sekaligus memperlihatkan seberapa jauh program-program ini memenuhi harapan warga.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan gambaran objektif tentang keberhasilan awal kampanye pasangan calon Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe di masyarakat Bekasi melalui analisis dampak sementara ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi sejak awal kampanye dan bagaimana dampak ini dapat menunjukkan popularitas awal pasangan calon ini. Penelitian ini diharapkan dapat menentukan dampak sementara kampanye dengan mengukur seberapa baik mereka menciptakan citra yang baik, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menarik pemilih potensial. Dampak yang diukur juga menunjukkan popularitas pasangan calon dan efektivitas kampanye. Hal yang diharapkan dari hasil analisis ini adalah untuk menentukan apakah pendekatan komunikasi politik dan kampanye yang digunakan telah memenuhi harapan, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, artikel ini juga berfungsi sebagai evaluasi awal yang memungkinkan perubahan atau perbaikan pada rencana kampanye di masa mendatang untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan mendapatkan dukungan yang lebih luas. Tujuan akhirnya adalah memberikan saran berbasis data yang membantu pasangan calon memahami audiens mereka dengan lebih baik dan mengoptimalkan kampanye mereka untuk menghadapi tahap-tahap berikutnya dari Pilkada.

KAJIAN LITERATUR


Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah proses di mana informasi politik dibentuk, disampaikan, dan dipahami dalam masyarakat. Proses ini melibatkan beragam aktor, mulai dari individu, kelompok, lembaga pemerintah, hingga media massa, yang semuanya memiliki kepentingan dalam memengaruhi pemahaman dan sikap publik terkait isu-isu politik. Komunikasi politik menggabungkan elemen komunikasi dan politik, di mana komunikasi adalah proses penyampaian informasi, dan politik berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan, dan pengaruh. Menurut Nimmo dan Combs (1992), komunikasi politik tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk membangun citra, persuasi, dan legitimasi. Proses ini menjadi alat strategis bagi para aktor politik untuk mengukuhkan kekuasaan dan mengarahkan opini publik. Sebagai contoh, selama kampanye politik, calon kepala daerah menggunakan komunikasi politik untuk memperkenalkan program, menyampaikan janji kampanye, dan membentuk citra diri yang positif di mata pemilih.

Media massa, terutama media elektronik dan media sosial, memiliki peran sentral dalam komunikasi politik. Media menjadi jembatan antara pemerintah, kandidat politik, dan masyarakat. Media memiliki kemampuan untuk membentuk agenda publik dan menentukan masalah apa yang harus diperhatikan masyarakat melalui pemberitaan mereka. Selain itu, media sosial telah mengubah cara kandidat berkomunikasi dengan pemilih, memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan pemilih secara lebih personal, dan bahkan mengukur opini publik secara real-time. Penggunaan media sosial oleh aktor politik dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat, terutama generasi muda yang lebih sering terpapar teknologi digital. Melalui media sosial, masyarakat dapat mengakses informasi politik dengan lebih cepat, berbagi pandangan, dan terlibat dalam diskusi yang berfokus pada isu-isu politik. Akan tetapi, media sosial juga memiliki risiko penyebaran informasi palsu atau disinformasi yang dapat mengarah pada mispersepsi politik di kalangan masyarakat.

Dalam komunikasi politik, persuasif adalah salah satu teknik utama yang digunakan untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Persuasi politik melibatkan penggunaan retorika, bahasa emosional, dan citra yang dirancang untuk menarik emosi pemilih dan membentuk opini positif terhadap seorang kandidat atau kebijakan. Komunikasi politik sering kali dirancang untuk menciptakan persepsi tertentu di masyarakat, yang dapat membantu kandidat membangun citra yang diinginkan. Komunikasi politik berperan penting dalam membentuk opini publik dan kesadaran politik masyarakat. Komunikasi politik yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah politik dan meningkatkan partisipasi dalam pemilu. Di sisi lain, komunikasi politik yang salah dapat menimbulkan polarisasi dan bahkan konflik sosial jika informasi yang disampaikan tidak akurat atau manipulatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun