Mohon tunggu...
nazwafebriyanaputri
nazwafebriyanaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas bhayangkara

saya adalah mahasiswa bhayangkara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menganalisis Dampak Kampanye Calon Pilkada Tri Adhianto - Abdul harris bobihoe di Masyarakat Bekasi memalui Media Instagram

15 Januari 2025   11:57 Diperbarui: 15 Januari 2025   11:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: radarbekasi.id)

Abstrak:

Artikel ini menganalisis dampak sementara dari kampanye pasangan calon Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe dalam Pilkada Bekasi melalui media sosial, khususnya Instagram. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini mengkaji bagaimana strategi komunikasi politik pasangan calon mampu memengaruhi persepsi masyarakat, meningkatkan kesadaran politik, dan membangun citra positif. Hasil analisis menunjukkan bahwa perpaduan kampanye digital dan tradisional berhasil menjangkau berbagai segmen pemilih, khususnya generasi muda yang aktif di media sosial. Kampanye ini juga relevan dengan kebutuhan masyarakat terkait isu-isu strategis, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, beberapa tantangan, seperti polarisasi sosial dan skeptisisme masyarakat terhadap janji kampanye, masih perlu diatasi. Artikel ini memberikan wawasan tentang efektivitas pendekatan komunikasi politik dalam mendukung keberhasilan kampanye, serta menawarkan rekomendasi untuk perbaikan strategi guna meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan masyarakat terhadap pasangan calon.

 

Kata kunci: Kampanye politik, komunikasi politik, media sosial, Pilkada Bekasi, persepsi publik.

 

 

PENDAHULUAN

Salah satu proses penting dalam sistem demokrasi adalah pemilihan kepala daerah, di mana masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih orang yang akan memimpin dan mengatur pemerintahan di tingkat daerah. Pilkada ini memberikan masyarakat kesempatan untuk memilih orang yang mereka anggap dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi daerahnya. Dalam Pilkada Kabupaten Bekasi, masyarakat menghadapi banyak pasangan calon yang berusaha mendapatkan dukungan pemilih. Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe adalah salah satu pasangan calon yang sangat diperhatikan. Selain rekam jejak politik dan pengalaman mereka, pasangan ini juga dikenal karena cara mereka berinteraksi dengan masyarakat, salah satunya melalui media sosial.

Untuk memahami perkembangan tersebut, penting untuk melihat kembali tren kampanye Pilkada dalam beberapa periode sebelumnya. Pada Pilkada 2010, kampanye masih berfokus pada media tradisional, seperti baliho, spanduk, dan pertemuan tatap muka, dengan faktor ketokohan yang masih menjadi daya tarik utama bagi para pemilih (Supriyanto, 2010). Kemudian, pada Pilkada 2015, kampanye digital mulai terlihat, terutama dengan penggunaan media sosial, meskipun masih terbatas. Walaupun begitu, kampanye langsung tetap mendominasi dan media digital mulai dipertimbangkan untuk menjangkau pemilih muda (Hidayat, 2015). Sementara itu, pandemi COVID-19 pada Pilkada 2020 membawa perubahan signifikan karena keterbatasan aktivitas fisik yang membuat kampanye daring menjadi lebih dominan. Media sosial dan platform digital, seperti Zoom dan Instagram Live, digunakan sebagai sarana utama untuk mengkomunikasikan visi dan misi para calon (Rahmawati, 2020). Pada Pilkada 2024, penggunaan media daring dan luring menjadi semakin berimbang. Media sosial, iklan digital, serta kampanye melalui influencer menjadi andalan, sementara pertemuan langsung tetap dilakukan dengan segmentasi khusus. Paslon seperti Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe diharapkan dapat memaksimalkan media untuk menjangkau berbagai kalangan pemilih (Ihsan, 2023).

Efektivitas kampanye sangat bergantung pada kemampuan pasangan calon untuk memengaruhi publik dan menjangkau audiens yang lebih luas. Media sosial telah menjadi alat yang tak terhindarkan dalam situasi ini, terutama untuk menarik perhatian pemilih muda yang semakin aktif di dunia digital. Selain itu, kampanye tatap muka melalui blusukan dan acara komunitas masih relevan untuk menjangkau pemilih di akar rumput yang mungkin belum terbiasa dengan media sosial. Diharapkan kombinasi strategi tradisional dan digital ini dapat meningkatkan jangkauan kampanye dan memperkuat hubungan dengan masyarakat.Perpaduan elemen digital dan tradisional dalam kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan jangkauan dan memberikan pengaruh yang lebih besar, baik dalam mengubah persepsi maupun mempertahankan dukungan masyarakat untuk keberlanjutan kampanye dan elektabilitas. Hal ini sejalan dengan konsep komunikasi politik yang menekankan pentingnya adaptasi strategi kampanye terhadap preferensi dan kebutuhan komunikasi audiens (Nimmo, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun