menggunakan sistem kalender hijriah, namun angka tahun hijriah tidak digunakanÂ
demi asas kesinambungan. Sehingga pada saat itu adalah tahun 1025 hijriah, namunÂ
tetap menggunakan tahun saka, yaitu tahun 1547.
Dalam sistem kalender Jawa juga terdapat dua versi nama-nama bulan, yaituÂ
nama bulan dalam kalender Jawa matahari, dan kalender Jawa bulan. Nama-namaÂ
bulan dalam sistem kalender Jawa komariah (bulan) diantaranya adalah suro, sapar,Â
mulud, bakdamulud, jumadilawal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, poso, sawal, sela, danÂ
dulkijah. Namun, pada tahun 1855 M, karena sistem penanggalan komariahÂ
dianggap tidak cocok dijadikan patokan petani dalam menentukan masa bercocokÂ
tanam, maka Sri Paduka Mangkunegaran IV mengesahkan sistem kalenderÂ
berdasarkan sistem matahari. Dalam kalender matahari pun terdapat dua belas bulan. Tanpa perlu adanya organisasi masyarakat