terpengaruh unsur budaya islam, Hindu-Budha, Jawa Kuno, dan bahkan sedikitÂ
budaya barat. Namun tetap dipertahankan penggunaanya hingga saat ini, walaupunÂ
penggunaanya yang cukup rumit, tetapi kalender Jawa lebih lengkap dalamÂ
menggambarkan penanggalan, karena didalamnya berpadu dua sistem penanggalan,Â
baik penanggalan berdasarkan sistem matahari (sonar/syamsiah) dan jugaÂ
penanggalan berdasarkan perputaran bulan (lunar/komariah).
Pada sistem kalender Jawa, terdapat dua siklus hari yaitu siklus 7 hari sepertiÂ
yang kita kenal saat ini, dan sistem panacawara yang mengenal 5 hari pasaran.Â
Sejarah penggunaan kalender Jawa baru ini, dimulai pada tahun 1625, dimana padaÂ
saat itu, sultan agung, raja kerajaan mataram, yang sedang berusaha menytebarkanÂ
agama islam di pulau Jawa, mengeluarkan dekrit agar wilayah kekuasaanyaÂ