"Bener bu? Makasih banyak ya bu."jawabku.
"Iya santai,ambil sesuai sama apa yang kamu mau,3 juga boleh atau kalo mau sama toko-tokonya juga boleh."ucap guruku.
"Kalo sama toko-tokonya ngga dulu bu,nanti bisa-bisa sering bulak-balik ke dokter gigi."balasku sembari tertawa.
Gelak tawa memenuhi seisi ruang sampai penjaga tokonya pun ikut tertawa. Sedikit mengobati hati walaupun masih sulit untuk melupakan kejadian hari ini.
Ternyata adik kepala sekolahku sedang pergi keluar,rumahnya kosong tak berpenghuni. Kepala sekolah memutuskan untuk langsung pulang dan mengantarkanku ke rumah. Selama di perjalanan,guruku terus menghiburku. Tak terasa rumahku sudah mulai terlihat dari bawah gang komplek.
Aku mengucapkan banyak terimakasih kepada guru beserta kepala sekolah atas kebaikannya hari ini. Ikhlas dan berserah atas apa yang menjadi takdirku,karena aku percaya Allah tidak mungkin menakdirkan melainkan ada setitik kebajikan.
Memang ada banyak hal yang terjadi diluar rencana kita,gapapa mungkin jalannya bukan disitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H