PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Perkembangan konsep diri adalah proses belajar yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan terus berlanjut hingga dewasa. Konsep diri merupakan cara seseorang memandang dirinya sendiri, termasuk pemahaman tentang kemampuan, sifat, dan identitasnya.Â
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri adalah:
1. Lingkungan, seperti keluarga, teman, dan tempat tinggal
2. Pola asuh orang tua
3. Pengalaman hidup
4. Interaksi dengan orang lain
5. Permainan peranÂ
Konsep diri yang baik atau sehat terbentuk ketika proses pembentukannya seimbang. Lingkungan yang mendukung secara positif dapat membantu seseorang membentuk konsep diri yang positif.Â
Konsep diri yang positif dapat membuat seseorang berfungsi lebih efektif, seperti memiliki kemampuan interpersonal dan intelektual yang baik. Sementara itu, konsep diri yang negatif dapat menyebabkan hubungan sosial dan individu terganggu.Â
Komponen-komponen konsep diri meliputi: Citra diri, Ideal diri, Harga diri, Peran diri, Identitas diri.Â
Pada umunya konsep diri memiliki dua bentuk yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, berikut penjelasannya:
a. Konsep diri positif
Individu yang memiliki konsep diri positif akan cendrung lebih optimis, menunjukan rasa penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, bahkan terhadap kegagalan yang dialami selama proses kehidupannya sekalipun. Misalnya saja seorang karyawan swasta yang selalu sukses dalam setiap bisnisnya, jenjang karir yang meningkat dengan cepat suatu ketika pada saat mengerjakan sebuah proyek ternyata gagal.Â
Bisa jadi pada saat itu karyawan tersebut akan merasa dirinya tidak berguna dan merasa putus asa, tapi karena karyawan tersebut memiliki konsep diri yang positif dalam dirinya, maka ia akan menganggap itu kegagalan yang biasa dalam menuju kesuksesan serta akan bertekat untuk terus mencoba dan berusaha memperbaiki atas kegagal yang pernah terjadi.Â
Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan selalu menghargai dirinya sendiri serta melihat apapun dari sisi positifnya untuk dilakukan demi mencapai kesuksesan dalam setiap proses kehidupannya. Konsep diri positif merupakan Kunci keberhasilan dalam hidup.
b. Konsep diri negatif
Individu yang memiliki konsep diri negatif akan senantiasa memandang dan meyakini bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai, serta pemikiran-pemikiran negatif lainnya dalam memandang dirinya sendiri.Â
Individu ini akan cendrung bersikap pesimistik atau mudah putus asa terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya, melihat tantangan sebagai penghalang atau ganjalan bukan melainkan sebagai kesempatan yang harus dihadapi dan ditaklukkan.Â
Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah dan berputus asa ketika menemukan sedikit kendala dalam setiap proses, akan selalu dibayang-bayangi rasa takut gagal, dan biasanya jika mengalami gagal akan menyalahkan dirinya sendiri secara berlebihan hingga orang lain.
Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:
a. Pola asuh orang tua
Peran orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan diri seseorang, sikap orang tua yang suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dan lain sebagainya -- dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan, atau kebodohan seorang anak. Jadi, anak menilai dirnya berdasarkan apa yang ia alami dan ia dapatkan dari lingkungan.
 Jika lingkungan memberikan sikap baik dan positif, maka anak akan cukup merasa berharga, namun jika ia mendapat bahwa dirinya selalu salah di mata orangtuanya maka ia merasa dirinya bodoh. Salahnya pola asuh atau pendidikan ketika masih kecil, akan berakibat pada rusaknya konsep diri pada anak.
b. Kegagalan
Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan dalam proses kehidupannya, kegagalan yang sering dialami, sering membuat diri kita bertanya "mampukah saya?" dan kita pun memberikan kesimpulan terhadap diri kita sendiri bahwa penyebabnya adalah kelemahan diri. Kegagalan membuat seseorang merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Kondisi fisik maupun fisikis yang tidak sehat pasti mempengaruhi pembentukan konsep diri. Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatu, termasuk menilai dirinya sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Ia sulit melihat dirinya "mampu", ia juga mudah tersinggung dan mudah "termakan" oleh ucapan orang lain.
d. Kritik internal
Manusia sebagai mahluk social tentunya tak kan pernah lepas dari interaksi dengan manusia lainnya, terkadang manusia lainnya menjadi penilai akan sebuah perbuatan manusia lainnya. Sikap dalam menyikapi kritik orang lain tentunya harus dapat dikendalikan sebagai koreksi diri sendiri. Mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
MORAL
Perkembangan moral adalah proses pembentukan rasa yang progresif tentang apa yang benar dan salah, pantas dan tidak pantas. Perkembangan moral juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan seseorang berkenaan dengan tata cara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.Â
Perkembangan moral dapat diketahui melalui perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku seseorang mengenai konsep benar dan salah.Â
Beberapa teori perkembangan moral, di antaranya:
1. Teori Kohlberg
Perkembangan moral terjadi dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Kohlberg menyatakan bahwa tahap perkembangan moral ketiga, yaitu moralitas pascakonvensional, harus dicapai selama masa remaja.
2. Teori Piaget
Teori ini menyatakan bahwa moralitas berkembang melalui tahap-tahap kognitif yang sama dengan tahap perkembangan kognitif secara umum.Â
Pendidikan moral sangat penting bagi manusia karena dapat membantu perkembangan moral berjalan dengan baik, serasi, dan sesuai dengan norma. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan moral anak, di antaranya:
1. Mendorong komunikasi terbuka dan dialog mengenai dilema moral
2. Mencontohkan perilaku dan nilai-nilai etis dalam tindakan sehari-hari
3. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih empati dan pengambilan perspektif
EMOSIÂ
Perkembangan emosi adalah proses peningkatan kemampuan seseorang untuk mengelola dan mengekspresikan emosi, baik yang positif maupun negatif. Perkembangan emosi ini sangat penting untuk kesehatan mental anak dan berpengaruh besar pada cara pandang, tingkah laku, dan keputusan yang diambil.Â
Perkembangan emosi mengacu pada reaksi anak terhadap berbagai perasaan yang dialami setiap hari dan membawa pengaruh besar terhadap cara pandang menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, tingkah laku, dan menikmati hidup sebagai orang dewasa kelak.
Banyak sekali faktor lain yang memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak: budaya, saudara kandung (yang memainkan peran tertentu dalam beberapa budaya), permainan, teman sebaya, karakteristik anak, kebutaan dan ketulian, pengalaman buruk sebelumnya dengan ibu dan ayah, kemiskinan, penyakit mental orang tua.Â
Berdasarkan konsep kematangan emosi yang dikemukakan oleh Murray (dalam Kapri & Rani, 2014: 360) remaja yang memiliki kematangan emosi ditandai dengan
1. Mudah mengalirkan cinta dan kasih sayang
2. Mampu untuk menghadapi kenyataan
3. Kemampuan menilai secara positif pengalaman hidup
4. Mampu berfikir positif
SIKAP
Pengembangan sikap, proses ini mengubah sikap seseorang terhadap suatu hal. Ada beberapa sumber yang memengaruhi pembentukan dan pengembangan sikap, yaitu keluarga, teman sebaya, pengalaman pribadi, dan informasi komersial maupun non-komersial.
Pengertian sikap juga diuraikan oleh Slameto (1995: 191), sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari oleh individu dalam hidupnya. Sikap manusia tidak terbentuk sejak manusia dilahirkan.
Sikap terbagi dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.
1. Sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan obyek tertentu.Â
2. Sikap negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.
Keluarga merupakan sumber yang paling kuat untuk pembentukan sikap . Orang tua, saudara kandung memberikan informasi tentang berbagai hal. Sikap yang dikembangkan oleh seorang individu, baik positif maupun negatif merupakan hasil dari pengaruh keluarga, sangat kuat dan sulit untuk dihilangkan.
 NILAIÂ
Perkembangan nilai adalah kemampuan seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku. Nilai-nilai yang berkembang pada seseorang dapat berupa nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial. Nilai-nilai ini dapat berubah, bergeser, menyesuaikan dengan zaman, diperbaharui, bahkan di tinggalkan.
Perkembangan nilai moral dan agama pada anak penting untuk menumbuhkan kesadaran dalam membina hubungan dengan orang lain secara etis, bermoral, dan manusiawi. Nilai-nilai moral yang kuat pada anak dapat mencegah anak melakukan hal-hal negatif.Â
Beberapa contoh nilai moral yang umum adalah: Kejujuran, Keadilan, Toleransi, Kebaikan hati, Tanggung jawab.Â
Perkembangan nilai moral dan sikap pada setiap individu dapat berbeda-beda, tergantung pada latar belakang kebudayaannya. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan nilai moral dan sikap, antara lain: Hubungan harmonis dengan orang tua, Perkembangan intelektual, Kemandirian, Kematangan moral.Â
KREATIF
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa berpikir kreatif atau kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna yang merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Beberapa cara untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi yaitu:
1. Peluang dan kesempatan.Â
Kita harus bisa mengamati setiap peluang dan kesempatan di sekitar
2. Tumbuhkan rasa ingin tahu
3. Memiliki keingintahuan yang tinggi, bisa meningkatkan pengetahuan maupun bakat yang baru
4. Membuka jaringan yang luas
5. Berani
6. Berfikir positif
satu ciri-ciri orang kreatif adalah Mampu memikirkan, atau bahkan menciptakan sesuatu yang tidak dipikirkan oleh banyak orang. Dengan kemampuan tersebut, mereka bisa terlihat menonjol di dunia pendidikan, pekerjaan, dan pergaulan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI