Terlalu gesit melawan musuh membuat Guaritor tidak memperhatikan sekelilingnya hingga,
Trangg..
Bunyi gesekan pedang menyapa daun telinga sang Guaritor , ia cukup terkejut melihat terdapat seseorang yang mencoba untuk melindungi nya. Tidak ingin berlarut terlalu lama, ia pusingkan badannya berniat menyudahi perang dengan cepat.
Huusshhh..whushhh...
Hanya desiran angin yang terdengar setelah perang usai, mereka ber dua benar benar berusaha dengan keras,
"Akh..hah--ha.." sampai suara kesakitan Baran terdengar, ia mengalami cedera cukup berat dibagian dada setelah mencoba melindungi Guaritor,
Guaritor hanya menatap datar ke arah Baran seakan sengaja membiarkan Baran merasai sakit nya. Sampai ia akhirnya menghampiri Baran,
"Kenapa? Kau sudah tahu resikonya,"
"J-jika kau terluka pasti akan berpengaruh pada Alderan bukan? Tugas ku disini untuk menjagah--hah..keamanan disini..jika kau terluka--akh..sama saja aku gagal bukan?"
Ditengah kerintihannya Baran mencoba menjelaskan tanpa ada kalimat yang ia buat buat, sungguh itu berasal dari dirinya sendiri. Uluran tangan menyentuh luka nya, mengeluarkan cahaya yang begitu terang, sampai saat uluran tersebut terangkat, luka Baran menghilang, sembuh total. Bertepatan dengan itu, Guaritor tersebut berubah wujud, menampilkan punggung seorang wanita,
"Arcelia, namaku." Sungguh jika boleh Baran ingin berteriak saja.
Bagaimana bisa sesosok putih yang menyeramkan dapat berubah menjadi sosok wanita yang cantik setelah menyebut namanya? pikir Baran.