Begitu banyak pertanyaan dibenak Baran, hingga tidak sadar ia menubruk tubuh tegap seseorang didepannya
"Tenang kan dirimu," perintah Jenderal,
"Minggir! Lepaskan tangan mu dari ku," Baran semakin meronta ketika kedua lengannya ditahan tanpa izin oleh ajudan sang Ayah,
"Akan kulepas jika kau bisa bersikap sedikit profesional, ingat kau berada dimana," peringatan dari Jenderal membuat Baran melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa ia telah bertindak ceroboh ditengah lorong. Melihat Baran yang mulai tenang membuat Jenderal sedikit lega,
"Saya telah mengirim pasukan kesana segera, kau ikut aku untuk menyusul," jelas Jenderal, namun penjelasannya tersebut mengundang raut yang sukar diartikan dari Baran,
"Berapa?"
"10 Grande Aereo beserta 20 lainnya," penjelasan Jenderal sudah cukup membuat Baran mengetahui situasi disana, bukankah kegaduhan itu parah? Sampai menimbulkan turunnya 30 transportasi yang dikhususkan untuk para prajurit perang tersebut?
"Apa separah itu?"
"Lebih baik kita segera menyusul,"
Jika mengikut situasi tentu ia tidak sanggup sekadar melangkah kan kedua kaki, namun logika serta hati mendobrak kewarasannya agar cepat mengambil langkah.
GAMA