Lalu embargo ini akan berdampak pada produksi sawit yang akan mengalami penurunan yang menjadi beban para petani, dan juga akan menyebabkan beberapa pekerja kehilangan pekerjaanya.
Dampak positif dari kebijakan Renewable Energy Directive (RED II) oleh Uni Eropa adalah, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, lalu dapat mengurangi masalah defortasi atau perusakan hutan sehingga dapat mengurangi masalah degradasi habitat satwa di Indonesia.
Lalu bagaimana langkah strategis yang akan dilakukan oleh Indonesia? Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan bahwa beliau akan menggunakan kelapa sawit untuk kepentingan rakyat Indonesia, dan juga akan melakukan swasembada energi. (Majalah Sawit Indonesia, 2024)
Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk mengatasi embargo yang dilakukan Uni Eropa terhadap kelapa sawit adalah dengan memilih China sebagai alternatif ekspor sawit Indonesia, hal ini dapat dilakukan karena potensi tingginya kebutuhan minyak nabati yang disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk di China dan akan terus bertambah.
Pada saat yang sama, pasokan minyak kedelai sebagai minyak nabati utama China terdisrupsi. Selain itu, peluang penggunaan biodiesel campuran 5% dengan solar (B5) serta kebutuhan terkait gaya hidup new normal disamping kebutuhan minyak sawit sebagai bahan pangan yang akan terus meningkat menjadi peluang tersendiri bagi masuknya sawit Indonesia dan produk turunannya ke China. (Lubis, 2022)
Jadi kebijakan Uni Eropa mengenai penmberhentian penggunaan sawit untuk biodiesel sebagaimana tercantum dokumen Delegated Regulation Supplementing Directive of The EU Renewable Energy Directive II (RED II), akan sangat berdampak bagi Negara pengekspor sawit di dunia terutama Indonesia sebagai Negara pengekspor sawit terbesar di dunia. Walau akan berdampak sangat besar terutama bagi sektor ekonomi di Indonesia, pemerintah harus dapat mengatasinya. Salah satu cara yaitu dengan menjadikan China sebagai pasar alternatif untuk mengekspor kelapa sawit, dikarenakan potensi tingginya kebutuhan minyak nabati akibat besarnya jumlah penduduk di China.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H