Mohon tunggu...
Nayla S Ariqah
Nayla S Ariqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi

pemudi yang ingin turun tangan dalam pembangunan negri Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia Darurat Literasi dan Daya Kritis

19 Februari 2024   11:16 Diperbarui: 19 Februari 2024   11:30 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri Al-Kahfi (sebelah kiri) yang sedang mengajar di SDN Cisalada dalam program pengabdian masyarakat (2022)/Dokpri

Banyak yang mengatakan, pada pemilu 2024 kemampuan literasi dan daya kritis rakyat mempunyai andil yang besar dalam keputusan mereka memilih calon pasangan presiden. Banyak yang memilih paslon tertentu hanya karena gimmick dan janji-janji tertentu tanpa membaca visi-misi dan melakukan riset perbandingan terlebih dahulu.

Namun demikian, apakah kemampuan literasi dan berpikir kritis begitu penting?

Kemampuan literasi adalah keterampilan mengolah informasi untuk mengumpulkan, mengolah, dan mengkomunikasikan informasi seperti menghitung, memecahkan  masalah, mencari cara mencapai tujuan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan potensi seseorang.

Sedangkan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara sistematis serta berdasarkan dengan logika dan penalaran ilmiah. Berpikir kritis dapat membantu seseorang mengambil keputusan yang netral, objektif beralasan, logis, jelas dan tepat. Kemampuan tersebut membantu seseorang dalam menganalisis serta mengekspresikan suatu ide-ide yang kita punya.

Kemampuan literasi dan berpikir kritis menjadi kemampuan dasar yang penting karena akan membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik, memecahkan masalah yang kompleks, dan berkontribusi secara lebih efektif.

Kurangnya literasi dan rendahnya kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kendala yg terjadi dalam pendidikan masyarakat Indonesia. Hal ini berdasarkan fakta bahwa banyak masyarakat yang masih memiliki minat baca yg rendah dan belum berpikir kritis ketika memperoleh informasi seperti masih mempercayai informasi hoaks. 

Oleh karena itu, menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan minat baca pada masyarakat dan kemampuan untuk berpikir kritis pada setiap individu dengan harapan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam kehidupan mereka.

Faktor rendahnya minat baca masyarakat

Rendahnya minat baca pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah permasalahan yang sering kita dapati seperti lingkungan yang belum membiasakan membaca sejak dini, fasilitas pendidikan yang masih minim, kurangnya subsidi biaya produksi buku dan harganya yang mahal di daerah terutama di luar pulau jawa. Asingnya buku dalam keseharian itulah yang membuat minat baca masyarakat menjadi rendah, karena minatlah yang menjadi pendorong seseorang agar dapat duduk menghabiskan waktu untuk membaca.

Adapun minat baca dan kemampuan berpikir kritis ini merupakan suatu penggabungan yang tidak dapat dipisahkan karena membaca dapat merangsang kemampuan kritis. Kurangnya minat membaca akan mempengaruhi mereka dalam kemampuan berpikir kritis.

Rendahnya kemampuan masyarakat dalam berpikir kritis merupakan masalah serius yang harus segera mendapatkan solusi sebab akan sangat merugikan banyak pihak jika terus dibiarkan. 

Dikhawatirkan masyarakat akan dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengambil suatu keputusan yang berdampak di kehidupan sehari-hari secara cepat dan tepat. Pada murid, rendahnya minat baca berpengaruh pada pembelajaran kegiatan membaca yang ada di sekolah sehingga ilmu yang dipelajari tidak diterima secara maksimal.

Upaya Peningkatan Literasi

Masyarakat perlu ditanamkan budaya literasi agar memiliki kesadaran bahwa dengan membaca kita dapat mendapatkan informasi yang jelas, akurat dan juga logis.

Adapun upaya yang kita bisa lakukan untuk menyelamatkan kemampuan literasi dan daya kritis masyarakat di antaranya

  1. Memperbanyak dan memperbaiki kualitas perpustakaan di sekitar masyarakat dengan menyediakan berbagai jenis bahan bacaan yang mendukung dan menarik minat masyarakat untuk membaca serta bantuan  yang memberdayakan pegawai perpustakaan

  2. Mengevaluasi pola pendidikan masyarakat agar kritis dalam membuat keputusan

  3. Membiasakan gerakan membaca di lingkungan masyarakat baik di lingkup keluarga atau komunitas lebih besar

  4. Kebijakan yang ramah terhadap biaya produksi dan distribusi buku dalam rangka menciptakan buku murah yang berkualitas

Upaya tersebut memerlukan bantuan peran dari pemerintah agar seluruh jengkal masyarakat dapat merasakan fasilitas pendidikan literasi yang merata demi tercapainya Indonesia Emas 2045.

Meskipun kini telah mengalami peningkatan, masalah tingkat literasi masyarakat masih menjadi tugas besar pemerintah dan kita bersama untuk diselesaikan. Faktor-faktor seperti ketidaksetaraan akses pendidikan, perbedaan kualitas pendidikan antar wilayah, dan rendahnya minat baca menjadi kontributor utama rendahnya tingkat literasi di beberapa daerah. Maka tugas kita sebagai saudara tanah air adalah ikut turun tangan dalam membenahinya.

Dalam era informasi yang terus berkembang dan serba cepat, kemampuan literasi seperti membaca, menulis, dan memahami informasi secara kritis menjadi landasan utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Pemahaman  yang mendalam tentang literasi tidak hanya memberdayakan individu, tetapi juga membentuk fondasi untuk pembangunan berkelanjutan kepada generasi yang akan datang.

Masyarakat harus dibantu untuk memiliki kemampuan berpikir kritis karena dengan dengan begitu masyarakat akan jauh lebih bisa membuka pola pikir jangka panjang yang jauh lebih baik dalam menanggapi suatu hal sehingga kualitas pemikiran yang dimiliki juga akan menjadi lebih baik.

Sumber:

Anisa, A.R, dkk. (2021). Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih Rendah dalam Pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun