Mohon tunggu...
Nayla nurzalfa
Nayla nurzalfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Seputar Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Dari Pati Menjadi Daging Analog: Solusi Inovatif untuk Kesehatan dan Intervensi Obesitas!

18 Oktober 2024   20:50 Diperbarui: 18 Oktober 2024   21:00 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan akan makanan sehat terus meningkat seiring dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah kesehatan seperti obesitas. Salah satu inovasi penting di dunia pangan adalah daging analog, produk makanan nabati yang meniru tekstur dan rasa daging asli. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam pembuatan daging analog adalah pati, khususnya dari tepung porang yang kaya akan glukomanan, dan dikombinasikan dengan isolat protein kedelai. Kedua bahan ini tidak hanya berperan dalam membentuk tekstur daging, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan, termasuk dalam diet dan intervensi obesitas.

1. Dari Pati ke Daging Analog: Peran Pati dalam Pembentukan Tekstur

Ilustrasi Umbi Porang. Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/tuber-porang-plant-amorphophallus-known-konjac-2303103395
Ilustrasi Umbi Porang. Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/tuber-porang-plant-amorphophallus-known-konjac-2303103395

Pati adalah salah satu bahan kunci yang digunakan dalam pembuatan daging analog. Umbi porang segar mengandung 7,65% pati dan untuk tepung porang mengandung 10,24% (Arifin, 2001).Dalam hal ini, tepung porang yang kaya akan glukomanan memainkan peran penting sebagai agen pembentuk gel. Proses gelatinisasi pada pati seperti glukomanan membantu menciptakan tekstur kenyal dan padat yang menyerupai serat daging asli.

Glukomanan adalah serat larut air yang sangat efektif dalam menyerap air dan membentuk gel saat dipanaskan. Dalam pembuatan daging analog, glukomanan berfungsi untuk:

  • Membentuk struktur yang padat dan kenyal: Proses gelatinisasi pada pati dalam tepung porang membantu membentuk tekstur yang elastis dan mirip daging, yang sangat penting dalam menciptakan sensasi kunyahan yang mendekati daging asli.
  • Mengikat air untuk mempertahankan kelembapan: Glukomanan dalam pati memiliki kemampuan menyerap air hingga 200 kali beratnya (Chan, 2009). Dengan kemampuan tersebut, maka daging analog tetap lembap dan juicy setelah dimasak serta semakin meningkatnya air yang terserap, maka gelatinisasi akan semakin sempurna.

Dengan kemampuan ini, tepung porang mampu mengubah bahan dasar nabati menjadi daging analog yang teksturnya menyerupai daging asli, menjadikannya alternatif yang menarik bagi konsumen yang ingin mengurangi konsumsi daging hewani.

2. Isolat Protein Kedelai: Meningkatkan Kandungan Gizi dalam Daging Analog

Ilustrasi Isolat Protein Kedelai. Sumber: https://www.istockphoto.com/id/search/2/image?phrase=protein%20kedelai
Ilustrasi Isolat Protein Kedelai. Sumber: https://www.istockphoto.com/id/search/2/image?phrase=protein%20kedelai

Selain pati dari tepung porang, isolat protein kedelai juga merupakan komponen penting dalam pembuatan daging analog. Isolat protein kedelai adalah sumber protein nabati berkualitas tinggi yang mengandung lebih dari 90% protein murni. Hal ini memberikan dua manfaat utama dalam pembuatan daging analog:

  • Menyediakan protein tinggi tanpa lemak jenuh: Dalam diet untuk obesitas, menjaga asupan protein tetap tinggi merupakan hal penting untuk mendukung penurunan berat badan tanpa kehilangan massa otot. Isolat protein kedelai berperan dalam memberikan asupan protein yang diperlukan.
  • Membantu membentuk tekstur berserat: Saat dicampur dengan tepung porang, protein kedelai membantu memperkuat struktur daging analog, menciptakan tekstur yang lebih berserat dan mendekati daging hewani.Hal ini disebabkan kerena adanya pengaruh tegangan geser selama proses ekstrusi serta terbentuknya ikatan silang antara protein dan interaksi dengan karbohidrat.

Kombinasi antara tepung porang dan isolat protein kedelai menciptakan produk daging analog yang tidak hanya memiliki tekstur yang mendekati daging asli, tetapi juga kaya akan protein dan rendah lemak menjadikannya pilihan yang lebih sehat.

3. Manfaat Kesehatan dari Daging Analog Berbasis Pati dan Kedelai

Ilustrasi Potongan Daging Analog: https://www.istockphoto.com/id/foto/sumber-protein-vegetarian-alternatif-vegan-untuk-daging-dan-konsep-bioteknologi-
Ilustrasi Potongan Daging Analog: https://www.istockphoto.com/id/foto/sumber-protein-vegetarian-alternatif-vegan-untuk-daging-dan-konsep-bioteknologi-

Penggunaan pati dari tepung porang dan isolat protein kedelai dalam daging analog membawa banyak manfaat kesehatan, terutama bagi seseeorang yang ingin menurunkan berat badan atau mencegah obesitas. Beberapa manfaat kesehatan utamanya meliputi:

  • Rendah Kalori dan Tinggi Serat: Glukomanan adalah senyawa polisakarida larut air (soluble polysaccharide) yang bersifat hidrokoloid, artinya mampu membentuk gel dalam air. Glukomanan tidak dapat dihidrolisis oleh enzim pencernaan manusia, sehingga tidak diserap oleh tubuh dan dikenal sebagai pangan tanpa kalori (Li et al., 2006). Oleh karena sifatnya yang tidak terurai dalam pencernaan, glukomanan dikategorikan sebagai serat pangan yang memiliki sifat fungsional untuk menjaga kesehatan. Selain itu, glukomanan adalah serat larut yang membantu mengontrol nafsu makan dengan cara memperlambat pencernaan dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Hal ini sangat berguna dalam diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan.
  • Mengontrol Gula Darah dan Menurunkan Kolesterol: Daging analog tidak mengandung lemak hewani atau kolesterol, namun kandungan asam lemak tidak jenuhnya cukup tinggi sehingga baik untuk kesehatan dan harganya lebih murah yaitu 30 -- 50% dari daging asli (Hoek et al., 2004). Glukomanan dalam tepung porang membantu memperlambat penyerapan gula dalam tubuh, yang dapat membantu menstabilkan kadar gula darah. Hal ini penting dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2 yang sering dikaitkan dengan obesitas. Selain itu, glukomanan juga telah terbukti menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) tanpa mempengaruhi kadar kolesterol baik (HDL), dan mendukung kesehatan jantung.
  • Mendukung Diet untuk Obesitas: Diet tinggi protein dan serat sangat dianjurkan untuk intervensi obesitas. Isolat protein kedelai dalam daging analog memberikan sumber protein berkualitas tinggi yang penting untuk menjaga massa otot saat berat badan turun. Pada saat yang sama, glukomanan membantu menurunkan asupan kalori harian dengan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang sangat bermanfaat dalam program penurunan berat badan.

4. Daging Analog sebagai Alternatif yang Sehat dan Berkelanjutan

Daging analog berbasis tepung porang dan isolat protein kedelai merupakan contoh yang jelas dari alternatif pangan yang sehat dan berkelanjutan, terutama dalam konteks intervensi obesitas. Tepung porang kaya akan glukomanan, serat larut air yang dapat membantu memperlambat pencernaan, menimbulkan rasa kenyang lebih lama, dan mengontrol nafsu makan. Hal ini menjadi komponen ideal untuk membantu dalam penurunan berat badan secara efektif, yang merupakan kunci dalam mengatasi obesitas. Selain itu, isolat protein kedelai memberikan protein berkualitas tinggi yang rendah lemak jenuh dan kolesterol, yang tidak hanya mendukung kesehatan otot dan metabolisme, tetapi juga menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Kesimpulan

Daging analog berbasis tepung porang yang kaya akan glukomanan menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama karena kandungan serat larut air yang tinggi, rendah kalori, dan sifat hidrokoloidnya. Glukomanan membantu menurunkan kadar kolesterol, mengontrol gula darah, dan memberikan rasa kenyang lebih lama, menjadikannya efektif dalam mengurangi asupan kalori. Dengan sifat-sifat ini, daging analog berbasis tepung porang merupakan alternatif yang ideal untuk intervensi obesitas, mendukung penurunan berat badan secara sehat dan berkelanjutan.

Referensi:

Arifin, M. A. 2001. Pengeringan Kripik Umbi Iles -- Iles Secara Mekanik untuk Meningkatkan Mutu Keripik Iles -- Iles. Thesis. IPB: Teknologi Pasca Panen, PPS.

Chan, A. P. N. 2009. Konjac Part I. Cultivation to commercialization of components. Journal Fod Eng. Vol. 10(6): 245-252.

Hoek, A. C., Luning, P. A., Stafleu, A., and deGraaf, C. 2004. Food-related Lifestyl and Health Attitudes of Dutch Vegetarians, Non-Vegetarian Consumers of Meat Substitutes and Meat Consumers. Appetite, 42: 265--272.

Li, B., B.J. Xie, and J.F. Kennedy. 2006. Studies On The Molecular Chain Morphology Of Konjac Glucomannan. Carbohydrate Polymers. 64:510515.

Lindriati, T., Herlina, H., dan Emania, J. N. 2018. Sifat Fisik Daging Analog Berbahan Dasar Campuran Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus) dan Isolat Protein Kedelai. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 22(2): 175-186.

Purnawijayanti, H. A., Pujiastuti, V. I., dan Wijayanti, M. E. 2024. Karakteristik Fisik dan Sensoris Daging Tiruan Berbasis Kedelai dan Glukomanan untuk Intervensi Gizi Obesitas. Amerta Nutrition. Vol. 8(1): 67-73.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun