Mentari pagi menyapa Kota Gadang dengan hangat, menyinari rumah nenek yang sederhana namun penuh dengan keakraban. Aroma khas yang tak terlupakan tercium dari dapur, aroma rempah-rempah dan daun pandan yang bercampur dengan aroma kayu bakar yang lembut. Hari ini, nenek akan memasak hidangan istimewa, ayam lado hijau, makanan khas Sumatera Barat yang selalu memikat selera.
 Aku, si cucu kesayangan nenek, sudah siap membantu di dapur. Nenek, dengan senyum hangat, menyambutku dengan pelukan hangat. "Hari ini Nenek akan masak ayam lado hijau, Nak.
 Kamu mau bantu Nenek?" tanyanya, matanya berbinar-binar.
 "Mau, Nek!" jawabku semangat. Aku selalu gembira saat membantu nenek memasak. Aroma rempah-rempah yang memenuhi dapur selalu membuatku bersemangat.Â
Nenek mulai menyiapkan bahan-bahannya. "Kita butuh ayam kampung, Nak, karena dagingnya lebih gurih dan empuk," ujar nenek sambil menunjukkan ayam kampung yang sudah dibersihkan.
 "Lalu, kita butuh cabe hijau, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, serai, daun jeruk, dan daun salam," lanjut nenek, sambil menunjuk satu per satu bahan yang sudah tertata rapi di atas meja. Â
"Untuk bumbu tambahan, kita pakai garam, gula, dan sedikit kaldu bubuk," tambah nenek.Â
Aku membantu nenek mengupas bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, dan lengkuas. Aroma rempah-rempah yang khas langsung menusuk hidungku, membuatku semakin bersemangat. Â Nenek mulai menghaluskan bumbu-bumbu tersebut dengan menggunakan cobek dan alu.
"Dulu, Nenek pakai batu giling, Nak. Sekarang, pakai cobek saja," kata nenek sambil tersenyum. Â Aku membantu nenek menghaluskan bumbu-bumbu tersebut, sesekali merasakan aroma rempah-rempah yang menggoda. Â Setelah bumbu halus, nenek mulai menumisnya dengan minyak kelapa.
"Minyak kelapa membuat rasa ayam lado hijau lebih gurih, Nak," jelas nenek.Â
Aku membantu nenek menumis bumbu hingga harum. Aroma rempah-rempah yang khas semakin kuat, membuatku semakin lapar. Setelah bumbu harum, nenek memasukkan potongan ayam kampung ke dalam wajan.
"Nenek suka pakai ayam kampung, Nak, karena dagingnya lebih gurih dan empuk," kata nenek. Â Aku membantu nenek mengaduk ayam hingga terbalut bumbu dengan merata. Â Nenek menambahkan sedikit air, lalu menutup wajan.
"Nenek suka masak ayam lado hijau dengan api kecil, Nak. Biar ayamnya matang sempurna dan bumbunya meresap dengan baik," jelas nenek. Â Aku membantu nenek memeriksa ayam sesekali, memastikan ayam matang sempurna dan bumbunya meresap. Â Setelah ayam matang, nenek menambahkan cabe hijau yang sudah dipotong-potong.
"Cabe hijau ini yang membuat ayam lado hijau menjadi pedas, Nak," kata nenek.Â
Aku membantu nenek mengaduk ayam dan cabe hijau hingga tercampur rata. Â Nenek menambahkan sedikit garam, gula, dan kaldu bubuk.
"Nenek suka pakai sedikit kaldu bubuk, Nak, biar rasanya lebih gurih," kata nenek. Â Aku membantu nenek mengaduk ayam dan bumbu hingga tercampur rata. Â Nenek mencicipi ayam lado hijau, lalu tersenyum puas.
"Sudah pas rasanya, Nak," kata nenek. Â Aku pun mencicipi ayam lado hijau.
Rasa pedas dan gurihnya langsung menggelitik lidahku. Â "Nenek, ayam lado hijaunya enak banget!" pujiku.Â
Nenek tersenyum bangga. "Nenek senang kamu suka, Nak," jawabnya.Â
Tante dan abang tiba-tiba datang. "Wah, ada aroma ayam lado hijau yang menggoda!" seru tante. Â "Nenek, ayam lado hijaunya sudah siap?" tanya abang.
 "Sudah, Nak. Ayo makan!" jawab nenek.  Kami pun makan bersama dengan lahap. Ayam lado hijau yang pedas dan gurih semakin nikmat disantap bersama nasi hangat.Â
"Maa, ayam lado hijaunya enak banget!" puji tante. Â "Rasanya pas banget, Nek!" tambah abang. Â Nenek tersenyum bahagia. "Nenek senang kalian suka," jawabnya.
 Tiba-tiba, abang mengerutkan kening. "Eh, kok ayamnya sedikit ya, Nek? Biasanya lebih banyak," tanyanya dengan nada sedikit protes.
 Nenek terkejut. "Oh, iya ya, Nak. Nenek lupa tadi ayamnya kurang," jawab nenek dengan sedikit gugup.  Aku langsung menimpali, "Nggak apa-apa, Bang. Nanti tambah nasi aja, biar kenyang," kataku sambil tersenyum.Â
Abang pun mengangguk, "Ya udah deh, kalau gitu. Tapi, besok Nenek harus masak ayamnya lebih banyak ya," katanya sambil tertawa.
Nenek pun mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Nak. Nenek akan masak lebih banyak lagi besok," jawabnya.
"Yeeaaayyy" serunya.
Makan siang hari itu tetap terasa istimewa. Ayam lado hijau, makanan khas Sumatera Barat, telah menyatukan kami dalam kebersamaan dan keceriaan,.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI