Mohon tunggu...
Naya Ferrin Winasty
Naya Ferrin Winasty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Obesitas Pada Usia Remaja di Era Sekarang

15 November 2024   08:18 Diperbarui: 15 November 2024   13:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja merupakan kelompok usia yang sangat sensitif terhadap masalah gizi karena remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dibandingkan dengan kelompok usia sebelumnya. Percepatan pertumbuhan mempengaruhi komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan pertumbuhan massa tulang. Biasanya tahap 

 awal obesitas tidak mempunyai gejala yang berdampak pada tubuh, sehingga para pengidap obesitas tidak sadar akan berat badannya yang terus meningkat dan pakaian yang terasa semakin sempit. Seseorang dapat dikatakan obesitas bila massa indeks tubuh (BMI) adalah 30 atau lebih.

Menurut World Health Organization (WHO) telah menyatakannya Obesitas terjadi ketika asupan energi secara signifikan melebihi pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama, yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (BMI). Prevalensi di Indonesia 13,5% usia 18 tahun keatas mengalami overweight, sementara itu 28,7% mengalami obesitas (IMT 25). Ada berbagai cara untuk melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, akan tetapi metode indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan. Metode ini klasifikasi terhadap kegemukan ini dilakukan dengan mengukur perbandingan antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter) kuadrat.Kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak daripada kalori yang terbakar dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Bila kalori yang masuk terlalu berlebihan, menyebabkan energi dalam tubuh pun menjadi berlebihan, lalu tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lemak.namun

akan menyimpannya dalam bentuk lemak.namun Secara umum, penyebab utama terjadinya obesitas adalah jarang melakukan aktivitas yang bergerak serta pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

Bagaimana Diagnosis Obesitas

Pada saat anamnesis akan ditanyakan terkait riwayat berat badan sebelumnya, upaya dalam penurunan berat badan, kebiasaan olahraga, pola makan, obat-obatan, tingkat stres, kondisi lain yang dimiliki dan masalah lain tentang kesehatan. Pemeriksaan fisik seperti pengukuran tinggi badan, pemeriksaan denyut jantung, tekanan darah dan suhu, mendengarkan hati dan paru- paru dan memeriksa abdomen.

Cara Mencegah Obsesitas Pada usia Remaja diantaranya:

1. Menerapkan Pola Makan Seimbang

Remaja sebaiknya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, termasuk sayuran, buah, protein, karbohidrat dan lemak sehat. Hindari makanan cepat saji, camilan manis, dan minuman bersoda karena tinggi gula dan kalori.

Tips :membuat jadwal makan teratur, menghindari makan berlebihan saat lapar, dan memilih cemilan sehat seperti buah atau kacang-kacangan.

2. Mengurangi Konsumsi Makanan Olahan

Makanan olahan dan cepat saji biasanya mengandung banyak gula, garam, dan lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Memilih makanan segar dan mengurangi makanan olahan dapat membantu menjaga berat badan ideal. Tips:Mengganti cemilan kemasan dengan buah segar atau yogurt tanpa gula sebagai alternatif sehat.

3.Aktif Bergerak dan Berolahraga Secara Teratur Olahraga adalah salah satu cara efektif mencegah obesitas. Remaja disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari.

Tips:Jadikan olahraga bagian dari rutinitas sehari-hari, misalnya dengan berjalan kaki ke sekolah atau bermain olahraga dengan teman

4. Batasi Waktu Layar

Waktu layar yang berlebihan (seperti menonton TV atau bermain game) cenderung membuat remaja kurang bergerak. Selain itu, paparan layar juga bisa mengganggu pola tidur yang sehat.

Tips: Cobalah untuk mengatur waktu layar maksimal 2 jam per hari untuk kegiatan pilih aktivitas fisik atau kegiatan sosial sebagai pengganti.

5. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga remaja lebih mungkin merasa lapar dan mengonsumsi makanan tinggi kalori. Tidur yang cukup

Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga remaja lebih mungkin merasa lapar dan mengonsumsi makanan tinggi kalori. Tidur yang cukup membantu mengontrol nafsu makan dan menjaga energi sepanjang hari.

Tips: Usahakan tidur selama 8-10 jam per malam dan hindari penggunaan gawai setidaknya 1 jam sebelum tidur.

Faktor penyebab dari obesitas antara lain faktor genetik dan sosial ekonomi, termasuk jenis kelamin, lemak. dan tingkat pendidikan. Dampak obesitas yang dapat terjadi yaitu mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, penanda awal penyakit kardiovaskular, resistensi insulin dan masalah psikologis. Masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, kurang percaya diri, peningkatan emosional, dan masalah terkait intimidasi dan isolasi sosial sehingga mempengaruhi kualitas hidup pada remaja. Remaja bertubuh besar sering diperlakukan tidak baik, atau dikenal fenomena fatphobia, sizeism, atau diskriminasi terhadap ukuran. Hal ini tidak dapat dibiarkan karena termasuk body shaming dan berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang.

Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka obesitas yaitu melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Sejauh ini, intervensi untuk pencegahan kegemukan atau obesitas berfokus pada perubahan perilaku pada individu tersebut seperti meningkatkan latihan fisik sehari-hari atau meningkatkan kualitas diet dengan membatasi asupan kalori berlebih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun