Oleh karna itu menghadapi abad 21 guru harus mampu beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif sehingga siswa aktif dan senang ketika mendengarkan materi yang disampaikan.
Seperti menyiapkan materi dalam bentuk power point (PPT), mampu mengoperasikan LCD, memanfaatkan internet untuk mencari referensi kekinian, menyusun instrumen berbasis android  dan sebagainya. Saat ini banyak hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait manfaat TIK dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian Rahayu et.all (2019) bahwa penggunaan modul pembelajaran online dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Begitupun dengan hasil penelitian Firdaus dan Arini (2015) bahwa pengembangan media pembelajaran elektronik learning (e- learning) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Mengintegrasikan pendidikan karakter dan budaya lokal dalam pembelajaran
Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu terkait kemerosotan moral generasi muda. Saat ini tidak sedikit pelajar kita sudah melakukan perbuatan menyimpang seperti narkoba, minuman keras, geng motor, melanggar aturan lalu lintas, dan perkelahian antara pelajar. Selain dari pada itu pelajar Indonesia saat ini cenderung mengadopsi budaya barat yang materialistik dan identik dengan hura-hura. Padahal budaya tersebut tidak sesuai dengan budaya asli masyarakat Indonesia.
Perilaku seperti ini harus segera diselesaikan sebab masa depan bangsa Indonesia kedepannya berada ditangan generasi muda. Menyikapi degradasi moral dikalangan pelajar Indonesia pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan agar disisipkan pendidikan karakter berbasis budaya pada setiap mata pelajaran.
Pendidikan karakter adalah proses penanaman nilai karakter kepada siswa di sekolah yang meliputi religius, gotong royong, nasionalisme, peduli lingkungan, jujur, mandiri, serta disiplin sehingga menjadi manusia yang memiliki kompetensi yang utuh.
Berdasarkan hasil penelitian Irwansyah dan Ariyansyah (2019) bahwa perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dapat meningkatkan sikap dan pengetahuan siswa. Sedangkan hasil penelitian Mulyaningsih et. all (2013) menyimpulkan bahwa pembelajaran problem solving berbasis budaya lokal dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
3. Menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan abad 21 siswa.
Sebagian besar guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional saat menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sunarto dalam Agustin (2011) yang menyatakan bahwa sekolah-sekolah di Jawa Tengah hampir 80% pendidik masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
Akibatnya, proses belajar tidak berjalan secara kreatif, efektif dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah sudah tidak sesuai dengan konteks pembelajaran abad 21.