'Braaak!'
'Duum!'
Dina berjalan terhuyung-huyung. Kakinya terasa sangat berat, badannya gemetar. Seketika napasnya seperti terhenti. Dilihatnya dalam-dalam pemandangan di depan mata. Batinnya teriris pilu, air matanya mulai membanjiri pipi.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un." Ucapnya lirih.
Jemarinya perlahan meraba blouse yang dikenakannya. Sebagian terasa basah dan licin. Dipandanginya jemarinya yang telah menyentuh bagian itu. Darah segar menempel hampir di seluruh blouse dan celana jeans yang dikenakan Dina.
"Aaaaaaaa!"
"Tolooooong!"
Teriakan demi teriakan terdengar bersahut-sahutan. Rintihan dan tangisan ikut serta mewarnai suasana duka kala itu. Beberapa orang terlihat berusaha menyelamatkan diri. Sebagian berhasil, namun sebagian lainnya kesulitan dikarenakan tubuhnya terjepit puing-puing bus dan beberapa kendaraan berat lainnya. Tiga truk, satu tronton, lima mobil pribadi, serta beberapa sepeda motor telah mengalami tabrakan beruntun di salah satu ruas jalan Pantura.
'Wiu... Wiu... Wiu...'
Beberapa mobil ambulance telah tiba di lokasi kecelakaan itu. Dengan sigap para petugas medis bergegas memberikan pertolongan kepada korban. Kemacetan pun tak terhindarkan. Sementara itu, di sisi lain ruas jalan para polisi tengah mengatur lalu lintas guna mengurai kemacetan.